Dua puluh tujuh

27.8K 1.5K 30
                                    

BRAK

Gisella melempar asal tas tanganya di atas ranjang. Nafasnya memburu seiring darahnya terasa mendidih.

"Mama lihat tadi?" Jerit Gisella begitu mendengar suara langkah kaki mamanya di belakangnya.

"Kiara bahkan begitu berani, Ma, dia berani menghina Gisel."

Diana yang mendengar amukan putrinya hanya mengangguk beberapa kali. Dia sama kesalnya dengan sikap semena-mena keponakannya.

Di depan keluarganya bahkan Kiara berani menghina Gisella.

"Mama juga marah, Gisel. Tidak habis pikir bagaimana mungkin Kiara berani melawanmu."

"Semua itu pasti karna Aiden, Ma. Aiden." Seru Gisella berbalik badan. Menghadap Diana yang kini juga terlihat sama marahnya sama seperti dirinya.

"Ya. Dia pasti merasa besar kepala karna bisa menikah dengan pria kaya itu." Sambung Diana semakin terasa membuat jantung Gisella meledak karna amarah.

"Kamu lihat tadi? Nenekmu bahkan lebih membela dia ketimbang kita. Anak dan cucunya sendiri."

"Gisella tidak akan pernah membiarkan semua itu terjadi. Gisella akan ambil apa yang seharusnya menjadi milik Gisel."

"Kiara, aku akan menghancurkanmu!"

***

"Hai?" Sapa Kiara begitu Aiden keluar dari kamar mandi. Dengan handuk kecil di tanganya, guna mengusap kepalanya.

"Apa ada yang terjadi setelah aku pergi tadi?" Tanya Aiden penasaran.

Wajah Kiara nampak begitu berseri-seri penuh bahagia. Tidak biasanya Kiara bersikap seperti itu.

"Tentu saja." Jawab Kiara semangat. Meraih handuk kecil dari tangan Aiden.

Setelah meminta Aiden menunduk sedikit, dengan cekatan Kiara pun menggantikan Aiden mengusap rambutnya. Masih dengan wajah nampak berseri.

"Benarkah?"

Mengangguk semangat, Kiara mengukir senyum termanis yang dia punya. Hingga membuat Aiden terkekeh melihatnya.

"Kiara, apa kamu benar-benar mau memaafkan nenek?" Tanya Margareth penuh harap.

Kiara yang tanganya di genggaman erat oleh neneknya, hanya menghela nafas panjang dengan kepala mengangguk beberapa kali.

Niat awal ingin pergi dengan Aiden ke rumah sakit gagal karna keluarga ibunya tak kunjung pulang. Sedang Aiden tidak bisa berlama-lama karna ada janji dengan salah satu kliennya.

Yang niat awalnya Kiara ingin ikut, malah ditinggal dengan kejamnya oleh Aiden.

Kata Aiden, Kiara harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Jangan menyia-nyiakan kesempatan kali ini.

Apa maksudnya itu? Kiara mana mengerti dengan ucapan penuh misterius pria itu. 

"Nenek senang mendengarnya, Kiara. Nenek beruntung memiliki cucu sepertimu."

Kiara terasa ingin memutar bola matanya saat ini. Neneknya, entah sejak kapan berubah menjadi drama queen seperti sekarang.

Padahal, sejak dulu Kiara tidak akrab dengan neneknya. Dan sekarang tiba-tiba neneknya bersikap seolah-olah mereka dekat. Dua orang cucu dan nenek yang memiliki ikatan erat. Cih, Kiara ingin terbahak karna itu.

Menarik nafas dalam. Kiara menarik tanganya dari genggaman tangan Margaretha. "Sebenarnya ada apa, nek, langsung saja. Tidak perlu bersikap seperti ini. Aneh rasanya tiba-tiba nenek bersikap baik." Ucap Kiara yang berhasil membuat wajah Margaretha nampak sedih.

Marriage Proposal(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang