Extra Part

43K 1.6K 78
                                    

Gisella berdiri di kamarnya, di lantai dua resort. Kedua matanya menatap tajam kearah depan, disusul bibirnya pun tersenyum sinis ke arah depan. Dimana dua anak manusia terlihat berbincang dan sesekali tertawa renyah.

Semua itu terlihat sangat menggangu di matanya. Apalagi ketika sang pria yang sesekali memeluk sang wanita. Juga mendaratkan bibirnya di kepalanya. Semakin membuat Gisella merasa geram bukan main. Dia benci melihat pemandangan itu.

"Gisella. Mau sampai kapan kamu terus berdiri di sana? Kamu tidak bosan? Bagaimana jika--"

"Ma, lihatlah." Adu Gisella pada mamanya, Diana. Yang kebetulan duduk di sofa kamarnya dengan majalah di pangkuannya.

Yang rencana awalnya mereka akan berjalan-jalan, batal karena tadi Gisella berubah malas karena melihat kemesraan Aiden dan Kiara.  Yang terlihat sangat menggangu pandangannya. Berakhir, dia pun menghabiskan waktunya hampir sepanjang hari hanya untuk berdiam diri di dalam kamarnya.

Telunjuk Gisella pun mengarah pada dua anak manusia berbeda jenis yang terlihat bahagia itu. Mereka tertawa bersama, terlihat sangat bahagia.

Diana pun bangun dari duduknya. Ikut berdiri di samping Gisella. Tatapan matanya pun mengarah pada dua anak manusia di bibir pantai.

Bibirnya langsung berdesis kesal. Tatapan matanya terlihat sama tidak sukanya seperti Gisella.

"Jadi kamu sedari tadi hanya melihat mereka?" Omel Diana pada putrinya.

Kesal lantaran Gisela malah membuang-buang waktu berharganya hanya untuk menatap dua anak manusia yang sangat terlihat menjengkelkan di matanya.

Padahal mereka berdua berada di sini karena ingin membujuk keluarga adik sekaligus Sincler untuk mau membantu perusahaannya. Dan Gisella malah menonton pertunjukan yang terlihat sangat kekanak-kanakan itu.

"Seharusnya tadi kita bisa keluar. Setidaknya kita bisa berjalan-jalan atau sekedar berkeliling. Bukan malah berdiam diri dengan melihat mereka bermesraan." Lanjut Diana kian mengomel.

"Ma, Gisela sedang tidak mood." Kilah Gisella. Moodnya kian hancur mendengar omelan mamanya.

Dia sudah patah hati karena tadi acara berkeliling dengan Aiden gagal. Sekarang ibunya malah mengomelinya. Gisella bisa gila jika terus seperti ini.

Dia iri melihat kehidupan Kiara yang mendadak berubah seratus delapan puluh derajat dari kehidupannya sebelumnya. Bahkan sekarang, kehidupan Kiara menjadi kehidupan impiannya. Gisella ingin menikmati kehidupan seperti kehidupan Kiara saat ini.

Suami tampan, kaya raya. Juga memiliki segalanya. Baik nama baik, materi juga fisik yang nyaris sempurna.

"Tidak mood, tidak mood!! Kamu bagaimana akan mood jika sedari tadi hanya melihat hal menjijikan seperti itu."

Gisella memutar bola matanya malas. Selama perusahaan keluarganya dalam masalah. Kehidupan Gisella berubah dratis. Tidak ada lagi pujian atau bahkan hadiah yang dia dapatkan.

Keluarganya, juga keluarga kakeknya selalu sibuk mencari perhatian keluarga Kiara dan mertuanya. Hingga Gisella pun merasa terabaikan.

"Oyalah, Ma, Gisella hanya kesal dengan mereka." Rengek Gisella kesal. "Mereka seakan terlihat bahagia di atas penderita kita."

"Nah karna itu, seharusnya kamu berpikir bagaimana caranya mendapatkan kehidupan seperti Kiara. Bukan malah terus-terusan menatap mereka di sini."

"Mama bahkan tidak habis pikir dengan kamu!!" Lanjut Diana kembali mengomel. Tanganya pun kini sudah berkacak pinggang. Siap memberikan ceramah panjangnya.

Marriage Proposal(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang