Empat puluh empat

17.5K 1K 26
                                    

Aiden menatap Kiara sekali lagi, dengan menggunakan gaun berwarna hitam yang membalut seluruh tubuhnya dengan pas. Hingga membentuk lekuk tubuhnya, tanpa lengan. Namun terlihat manis karena hiasan kerah berdiri dengan sedikit renda di bagian dada.

Kiara terlihat sangat memukau malam ini. Belum lagi rambutnya yang di sanggul tinggi menyisahkan sedikit rambut di samping pipi tirusnya.

Sedang Aiden sendiri, dia menggunakan stelan hitam. Rapi tanpa dasi tentunya.

Mobil yang di tumpangi Aiden dan Kiara pun berhenti di ballroom hotel. Turun dari mobil, Aiden menyodorkan lengannya untuk Kiara peluk. Namun sebelum melangkah, kedua mata Aiden terbelalak melihat gaun Kiara yang terbelah di bagian paha. Memamerkan kaki jenjangnya nyaris sampai setengah pahanya.

Tidak sampai di situ, Aiden juga di kejutkan dengan gaun Kiara yang bagian punggungnya ternyata polos. Tanpa penutup, hingga memamerkan kulit mulus wanita itu. Aiden menelan ludah tanpa sadar.

Oh shit. Umpat Aiden dalam hati tanpa sadar.

Pandangannya pun mulai tidak fokus, apalagi ketika mereka masuk ke dalam hotel. Banyak pasang mata yang diam-diam mencuri pandang ke arah Kiara. Terlihat pria-pria hidung belang yang berusaha untuk melirik ke arah istrinya itu.

"Siapa yang memilih gaunmu ini? Apa tidak ada gaun lain?" Gerutuan Aiden pun keluar dari mulutnya.

"Kenapa?"

"Kamu tidak lihat jika banyak pria yang berusaha mencuri pandang ke arahmu?"

Kiara hanya mengangkat bahu acuh. "Mereka normal." Balas Kiara dengan santainya. Tidak peduli jika Aiden kini sudah memerah, terlihat jelas jika dia tengah tersinggung.

"Kamu menyindirku?" Tidak ada balasan dari Kiara, dia hanya diam. Namun bibirnya mengukir senyum tipis.

Aiden benar-benar ingin mencongkel mata siapa pun yang berani menatap Kiara dengan pandangan lapar. Bahkan untuk mengurai kekesalannya, Aiden harus menarik pinggang Kiara agar lebih rapat ke arahnya. Tak ingin memberi jarak sedikit pun darinya.

"Kalian sudah datang?" Aiden hanya mengangguk sekenanya menjawab pertanyaan ibunya, wajahnya terlihat di tekuk masam.

Anne yang melihat putranya terlihat kesal pun melemparkan pertanyaan lewat tatapan matanya. Dan di balas Kiara hanya dengan gelengan kepala.

Selama acara berlangsung, Aiden benar-benar tidak bisa di buat fokus. Pandangannya mengarah pada Kiara yang berkali-kali menjadi lirikan para pria di sekelilingnya. Dan kekesalannya semakin menjadi-jadi ketika Kiara malah terlihat biasa-biasa saja. Dia malah seakan menikmati semua itu.

Aiden tidak menyangka jika Kiara bisa berubah seperti sekarang ini. Cara pakainya itu, berbeda jauh dari yang biasa dia gunakan. Dia seakan tak mengenali istrinya itu.

"Aiden." Rick menepuk pundak Aiden, memintanya untuk ikut dengannya. "Kita harus menyapa pada kolega yang lain." Lanjutnya.

Tanpa bisa menolak permintaan ayahnya, Aiden pun mengangguk setuju. Tapi sebelum itu Aiden menyempatkan diri untuk menoleh kearah Kiara. "Tunggu di sini!" Perintah Aiden terdengar tidak ingin di bantah. Tatapannya bahkan terlihat begitu serius juga tegas.

"Tenang saja, mommy akan menjaganya. Sudah sana pergi!" Perintah Anne pada Aiden. Meski setengah hati Aiden pun mengangguk dan berlalu pergi. Ada perasaan was-was ketika harus meninggalkan Kiara yang terlihat cantik malam ini.

"Malam, Tante Anne." Kiara maupun Anne yang tengah asik berbincang pun terhenti. Perhatiannya pun teralihkan.

Gisella melangkah mendekat ke arah Anne yang berdiri di samping Kiara. Senyumnya semakin merekah ketika menemukan Anne yang terlihat mengukir senyum kearahnya.

Marriage Proposal(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang