Aiden membawa Kiara kesebuah pantai yang memiliki aksen private. Kiara yang melihat pantai dengan pemandangan luar biasa indah menganga takjub.
Wajahnya tidak bisa di tutupi jika tengah begitu terpukau. Pantai dengan air laut berwarna biru. Nampak jernih ketika batu karang di pinggir pantai terlihat begitu indah.
Kiara bahkan nampak begitu tergoda untuk segera menceburkan diri ke dalam pantai itu. Namun jika mengingat alasannya berada di sini membuat Kiara mengurungkan niatnya.
Hingga dia hanya menatap sekitar dengan perasaan gemas bercampur bahagia. Gemas karna hanya bisa menatap sekeliling, juga bahagia karna dia bisa melihat secara langsung pantai seindah ini.
"Bagaimana kamu bisa menemukan tempat seperti ini? Dan, kita tidak apa-apa masuk kedalam sini? Aku tadi sempat membaca jika bukan orang sembarang bisa masuk ke sini?"
Ucap Kiara begitu kakinya mulai melangkah melewati jembatan kayu dari bibir pantai hingga sampai kesebuah villa yang berada di hampir tengah-tengah pantai.Nampak indah karna berada di atas air. Juga bentuknya yang unik membuat Kiara tidak sabar untuk segera sampai kesana.
"Tidak masalah, bukankah pantai ini milik umum? Tentu saja siapa pun bisa masuk ke sini."
Penjelasan Aiden memang masuk akal, tapi entah kenapa terasa mengganjal di dalam hati Kiara. Hingga dia hanya diam mencernanya.
"Tapi, aku kira tempat seperti ini tidak boleh di kunjungi orang-orang seperti kita?"
"Buktinya kita bisa masuk, kan?" Balik tanya Aiden yang di angguk-ki setuju oleh Kiara.
"Benar." Jawab Kiara menyetujui. Yang membuat Aiden tersenyum geli karna begitu mudah membohongi Kiara.
Dia bahkan masih tidak percaya kenapa Kiara bisa terlihat begitu menggemaskan. Dia benar-benar sangat mudah untuk di kelabui.
"Lalu, apa orangtuamu juga ada di sini?" Tanya Kiara menoleh kearah Aiden.
Pria itu nampak rapi dengan kemeja putih juga celana hitam bahan. Seperti biasa, hanya saja kini lengannya di gulung rapi. Dan jam tangan bertengger di pergelangan tanganya.
Rambutnya pun nampak rapi, seperti Aiden baru saja memotong rambutnya.
Hingga ketampanannya pun tampak bertambah berkali-kali lipat.
"Ya."
Kepala Kiara langsung berputar, memperhatikan sekeliling. Pantai ini nampak sepi, tidak ada siapapun.
"Benarkah?" Kiara bertanya heran.
"Lalu di mana mereka? Apa di dalam villa itu?" Tunjuknya pada sebuah Villa yang hanya berjarak beberapa meter.
"Ayo." Tanpa menjawab, Aiden meraih tangan Kiara. Menggandeng nya hingga mereka tiba di pintu Villa.
Pintu itu sudah terbuka. Dan menunjukkan ruangan Villa yang tampak nyaman. Begitu bersih dan terawat.
"Apa orangtuamu tinggal di sini?" Tanya Kiara berbisik pelan.
"Dad." Panggil Aiden setelah mengangguk menjawab pertanyaan Kiara.
Aiden sedikit berteriak memanggil ayahnya. Dan tidak lama terdengar suara langkah kaki. Dari pintu sebuah kamar, munculah kedua orang tua Aiden.
Anne, ibu Aiden bahkan masih tidak percaya jika didepannya saat ini. Putra satu-satunya membawa seorang gadis menemuinya.
Dan nampak tersenyum sopan ke arahnya.
"Selamat sore, Nyonya." Sapa Kiara kikkuk. Karna tidak mendapatkan respon apapun dari kedua orang tua Aiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Proposal(SELESAI)
RomanceDicaci maki keluarga, direndahkan, digunjingkan-- Kiara sudah merasakan semua itu bertahun-tahun. Bahkan lebih parahnya dia pernah tak dianggap oleh keluarga mamanya lantaran dianggap sebagai cucu yang tak berkompeten. Apapun yang dia lakukan selalu...