"Denada Kiarani?"
Merasa di panggil, Kiara pun menoleh.
"Ya?"
Aiden berhenti melangkah ketika wajah tak asing itu menoleh ke arahnya. Namun, matanya seakan tak bisa mengalihkan pandangannya. Hingga dia membeku sekanak. Terkunci pada dua bola mata wanita itu.
Ditatapnya pria asing yang berdiri tidak jauh darinya. Namun dia hanya membeku. Tidak melakukan apapun selain menatapnya lurus. Sampai dia berdehem, lalu melangkah mendekat.
"Bisa kita bicara sebentar?" Ucap Aiden berjalan semakin dekat dengan Kiara.
"Apa saya mengenal anda?" Tanya Kiara bingung. Karna dia merasa tidak mengenal pria itu.
Aiden hanya tersenyum tipis, tidak mengangguk atau menggeleng. "Kita bisa mencari tempat private jika anda setuju." Tawar Aiden yang semakin menambah Kiara bingung.
***
Mereka duduk di sebuah restoran Jepang yang menyongsong konsep privat, hanya berdua.
Dengan Kiara yang duduk tepat di depan Aiden. Duduk dilantai beralaskan bantal. Mereka saling menatap satu sama lain, tapi belum ada yang membuka suara.
"Jadi.... Apa saya mengenal anda?" Tanya Kiara setelah diam beberapa menit. Diperhatikan nya pria yang duduk di depannya.
Tidak bisa dikatakan biasa, karna wajahnya nampak menyilaukan mata.
"Tidak, ini pertama kali kita bertemu." Balas Aiden dengan percaya dirinya.
"Perkenalkan, saya Aiden." Lanjut Aiden beberapa saat kemudian. Sambil menyodorkan tanganya ke arah Kiara.
"Saya kira anda sudah tau siapa nama saya." Balas Kiara yang menatap uluran tangan Aiden malas. Membuat Aiden tersenyum tipis. Ikut menatap uluran tangannya.
"Jadi saya tidak perlu memperkenalkan diri saya lagi, kan?" Aiden menurunkan uluran tanganya. Senyum tipis masih tersemat di wajah Aiden. Tidak menutupi jika dia senang dengan cara wanita di depannya bersikap.
Menarik.
"Lalu, apa yang ingin anda bicarakan pada saya? Sedang ini pertama kalinya kita bertemu."
"Santai saja, anda ingin memesan sesuatu?" Sahut Aiden mendorong buku menu lebih dekat kearah Kiara. Mempersilahkan Kiara memesan lebih dulu.
Kiara berdecak, semakin menatap kesal pria asing di depannya. "Saya tidak suka berbasa-basi. Jika anda hanya ingin membuang-buang waktu saya, dan berniat modus untuk mendekati saya. Lupakan, saya tidak tertarik dengan pria yang berprofesi sebagai penjaga toko."
"Penjaga toko?" Ulang Aiden bingung. Bagaimana bisa wanita di depannya menganggap dirinya pegawai toko?
Namun jawaban Kiara lengkap dengan tatapan matanya ke arah pakaian Aiden menjawab pertanyaan Aiden. ."Ya, bukankah anda penjaga toko?" Tanya Kiara dengan alis terangkat tinggi.
Mengikuti arah pandang Kiara, Aiden terkekeh pelan.
Dia bahkan baru sadar jika pakaiannya kini hanya kemeja putih dengan celana bahan hitam. Tanpa jas juga embel-embel lainnya. Yang biasa ia gunakan.
Sangat mirip dengan pakaian penjaga toko tempat Kiara belanja tadi. Pantas saja dia menganggap Aiden penjaga toko. Namun Aiden tidak berniat mengelak tuduhan Kiara tentang profesinya.
Membiarkan wanita itu berpikir profesinya sesukanya.
"Jadi menurut anda, saat ini saya berniat modus?" Aiden yang tidak bisa menutupi nada gelinya, tangannya sibuk membuka-buka buku menu.
Dia begitu menikmati obrolannya dengan Kiara. Tak berniat sedikit pun untuk cepat mengakhirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Proposal(SELESAI)
RomanceDicaci maki keluarga, direndahkan, digunjingkan-- Kiara sudah merasakan semua itu bertahun-tahun. Bahkan lebih parahnya dia pernah tak dianggap oleh keluarga mamanya lantaran dianggap sebagai cucu yang tak berkompeten. Apapun yang dia lakukan selalu...