LIMABELAS

6K 479 27
                                    

15. Pulang.

Dirumah sakit, tempat Pak Razak dirawat. Sudah terhitung 4 hari lamanya Richard yang menggantikan pekerjaan Rafabian untuk menangani pasiennya. Dan sudah satu minggu pula pria paruh baya itu dirawat. Perkembangan kesehatannya juga semakin membaik.

"Kesehatan pasien sudah semakin baik. Alat bantu pernapasan juga sudah dilepas, ditambah gula yang perlahan normal." Jelas Richard pagi ini.

Rindi dan Ilham mengangguk paham, "kapan Bapak bisa pulang?"

Richard menatap Rindi, "saya tidak bisa menentukan kapan, tapi dokter Rafa yang akan segera memberitahukan."

"Dokter Rafa sudah ada disini?" Tanya Ilham.

"Mungkin sore ini beliau sudah ada." Jawab Richard seadanya.

"Terima kasih, dokter."

....

Diluar kota, Rafabian sedang mengemasi semua barang-barangnya untuk kembali pulang. Semua hal yang menjadi tujuannya ke Bandung 'pun telah selesai.

"Ian! Makan dulu, nak." Teriakan dari ruang makan mengharuskan dokter muda itu menghentikan aktivitasnya. Ia segera beranjak dan keluar kamar untuk menuju dapur.

"Pagi, Om, Tante." Sapa Rafabian begitu mendapati pasangan pemilik rumah sedang menikmati hidangannya.

"Pagi." Jawab keduanya serempak.

Tanpa ragu, Rafabian duduk disalah satu kursi, lalu mengambil nasi serta lauk pauknya. "Abim mana, tante?"

"Subuh tadi udah pergi ke rumah sakit. Ada jadwal operasi." Jawaban dari tante Naila membuat sang empu mengangguk paham.

"Kamu pulang sore ini?"

"Iya, Om."

"Gak mau lebih lama disini buat cari pendamping? Bunda kamu udah suruh Om untuk cegah kamu pulang sebelum dapat calon istri di sini."

Rafabian yang sedang minum seketika terbatuk, "Bunda bilang gitu, Om?" Pria setengah baya bernama Arman itu hanya mengangguk lalu kembali mengunyah makanannya.

"Bukannya kamu udah punya calon, Ian? Kenapa disuruh cari lagi? Bunda kamu gak restuin?"

Pertanyaan bertubi-tubi dari sang Tante membuat Rafabian bingung sendiri. Bagaimana harus menjelaskannya?

...

"Gimana, Pak? Bapak udah baikan, kan?"

Pak Razak mengelus lembut pucuk kepala putrinya, "alhamdulilah."

"Alhamdulillah, berarti, sebentar lagi kita bisa pulang, Pak. Kita bisa buka warung lagi."

"InsyaAllah, nak."

Ditengah perbincangan anak dan ayah itu, Ilham yang baru masuk kedalam ruang rawat inap segera menghampiri keduanya.

"Pak, ini makanannya sudah datang, dan tadi saya sudah beli nasi kotak untuk Rindi."

Pak Razak tersenyum, ia mengangguk. "Sini, biar kita makan sama-sama."

Ilham segera membantu menaikkan bed bagian kepala ranjang agar pak Razak bisa duduk dan bersandar dengan leluasa, tak lupa juga menurunkan side rail agar tidak kesulitan.

Begitu selesai, Ilham juga memberi perhatian khusus pada Rindi. Hingga ketiganya bisa makan dengan tenang.

...

Pukul 15.00

Rafabian, Abimanyu, dan kedua orangtuanya sudah tiba di bandara guna mengantarkan Rafabian kembali pulang. Saat ini, ketiga sedang ada di kantin bandara, menghabiskan waktu beberapa saat sebelum penerbangan dimulai.

Dokter Muda Rafabian (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang