Author kembali!
Semoga suka ya, aamiin...
SEBELUM BACA, JANGAN LUPA SHALAWAT!!
Tandai typo!
16. Jangan sampai menyakiti.
"Om?!"
Ilham terdiam ditempat, ia baru saja tiba didepan ruangan penanganan pasien gawat darurat.
Bagaimana saya bisa menikahinya, sedangkan ada laki-laki lain yang bahkan bisa membuat dia bahagia? Batin Rafabian yang entah sejak kapan menegakkan tubuhnya.
"Il-ham." Panggil Pak Razak.
Ilham mendekat, "Om." Lirihnya, "kenapa diam saja, dokter? Pasien anda sedang kesakitan didepan anda! Kenapa anda diam?" Sambungnya sedikit berteriak.
"Kamu, jadi sak-si ni-kah."
Betapa terkejut Ilham saat mendengar kata-kata pria paruh baya itu. "Untuk apa?"
"Dokter Rafa, di--a ha-rus me-nikahi Rin-di."
Rafabian memalingkan wajahnya, rasa sedih dan kecewa mendominasi perasaannya saat ini.
"Tidak. Jangan, Om. Rindi gak akan setuju."
"Pak, saya minta tolong, tolong izinkan saya memeriksa anda terlebih dahulu. Setidaknya untuk menghentikan pendaharan anda." Ujar Rafabian berusaha mengalihkan perhatian.
Tidak ada jawaban dari Pak Razak, Rafabian memberi kode pada dokter senior disampingnya untuk membantu. Tapi baru saja ingin menyentuh, Pak Razak menghalangi tangannya.
"Sa-ya mohon. Hanya dok-ter ya-ng saya per-ca-ya."
"Om. Biarkan dokter periksa keadaan Om dulu," Kata Ilham
"Il-ham. Kamu mau, kan?"
Terpaksa, Ilham mengangguki ucapan Pak Razak, membuat Rafabian menatap pria itu tak habis pikir, "iya, Om. Ilham mau jadi saksinya, tapi biarkan dokter Rafa memeriksa Om dulu."
Wallahi, saya tidak ingin seseorang tersiksa karena pernikahan ini. Saya mencintai Rindi, tapi saya tidak akan bahagia bersamanya saat ada laki-laki lain yang merasa sakit hati.
"Tidak, nika-hi pu-tri saya dulu. Baru, memeriksa, saya."
"Maafkan saya, Pak. Tapi saya tidak bisa." Dengan terpaksa, Rafabian keluar dari ruangan sebelum berpamitan pada dokter seniornya.
Baru saja keluar dari ruangan, ia berpapasan dengan dua perempuan. Langkahnya terhenti sejenak menatap wajah panik satu perempuan yang menaiki kursi roda tak jauh dari tempatnya berdiri.
Demi Allah, saya jatuh cinta pada kamu. Tapi saya tidak akan pernah merebut kamu dari orang lain.
Rafabian melanjutkan langkah, melewati Rindi dan satu perempuan lain yang membantunya mendorong kursi roda.
....
Didalam ruangan, Pak Razak kembali tidak sadarkan diri. Ilham yang tadinya ada didalam perlahan keluar karena perintah dari dua dokter tadi.
"Mas, keadaan Om gimana?" Tanya Ira.
"Rin." Lirih Ilham begitu matanya menangkap keberadaan Rindi. "Om tadi sempat siuman, ada hal penting yang Om mau sampaikan sama kamu, Rin."
Rindi menggerakkan kepalanya seolah menatap Ilham, "aku gak peduli, keadaan Bapak sekarang gimana?"
"Dokter sedang berusaha, ada penyakit lain yang diderita sama Om Razak. Makanya beliau koma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Muda Rafabian (SELESAI)
RomanceMenyukai perempuan yang trauma dengan laki-laki adalah sebuah kesalahan bagi Rafabian. Tapi mau bagaimana? Ini bukan salahnya kan? Ini ia anggap sebagai tantangan. Dengan jalur langit dan dukungan semesta. "Mencintainya adalah anugrah terbesar. Da...