Sekedar mengingatkan, jika ada beberapa penulisan aku yang salah, entah itu dari penggunaan EYD, huruf kapital, penulisan dialog, aku minta maaf dan mohon dikoreksi. Karena aku hanya penulis kecil yang mencoba menyalurkan hobi. Aku masih dalam tahap pembelajaran kepenulisan juga.
Jadi, kalau di antara pembaca cerita ini tingkat pengetahuan kepenulisannya jauh lebih baik dari aku, tolong diperbaiki, yaa! Terima kasih sebelumnyaa^^
......
"Bang Rafa itu suka sama perempuan yang selalu minta tolong sama dia," ujar Alenia tiba-tiba.
Kedua perempuan itu sedang ada di dalam dapur dan memasak mie instan. Pukul sepuluh malam, Rindi terbangun dari tidurnya dan meminta Alenia untuk menemaninya makan. Ya, Alenia memutuskan untuk menginap malam ini di rumah sang abang.
"Iya? Berarti, banyak perempuan yang dia suka waktu dulu?" Entah kenapa Rindi jadi penasaran perihal masa lalu suaminya.
Alenia terkekeh, "Dia gak pernah dekat sama orang lain, tapi kalau suka, sih, gak tau!" Bahunya digendikkan.
Rindi mengangguk samar. "Aku penasaran, deh. Kalian bertiga itu saudara kembar, ya?" Sejak menikah dengan Rafabian, Rindi tidak tahu banyak perihal keluarga Rafabian. Dan tidak pernah berniat untuk tahu, karena menurutnya tidak terlalu penting.
"Loh! Bang Rafa belum cerita sama kamu?" tanya Alenia dengan nada sedikit terkejut.
"Belum."
"Kita ke ruang tengah dulu, biar aku ceritain."
Rindi sembari membawa nampan berisi dua mangkok mie dan dua gelas air putih berjalan di belakang kursi roda Alenia. Hingga keduanya sampai di ruang tengah, Alenia segera menceritakan seluk beluk dirinya bisa ada di keluarga Edzar.
Diteguknya air mineral miliknya hingga tersisa setengah terlebih dahulu. "Nama lengkap bang Rafa siapa?" tanyanya pada Rindi.
"Rafabian Edzar AlFarabi."
"Nama Abi siapa?"
"Arkana Edzar Aditya."
Alenia mengangguk, "Nama Bunda?"
Sampai pertanyaan ini Rindi hanya bisa menjawab tanpa memikirkan sesuatu. "Alhara Zeyn Putri AlFarabi."
"Kamu tau nama aku siapa?"
Rindi sedikit mengingat beberapa puzzle huruf di ingatannya. "Alenia Jia Putri?" Alenia mengangguk, lalu kembali menyendokkan mie ke dalam mulut, diikuti oleh Rindi.
"Bang Refan?"
"Hm ... Refanio Guntur Narendra A." Tunggu, Rindi sepertinya paham sesuatu. "Nama Mayra, Humayra Edzar AlFarabi. Kenapa nama kamu dan Refan tidak ada Edzar atau AlFarabi-nya?"
Alenia menjentikkan jari. "Kamu bisa tebak?"
Rindi menggeleng.
"Aku bukan anak kandung Bunda dan Abi."
Rindi tercengang, bahkan bakso yang sudah siap ditelannya hampir melompat dari mulut. "Ha? Kamu jangan bercanda, deh!"
"Serius, aku dan bang Refan itu saudara kembar. Kita lahir waktu bang Rafa baru umur satu tahun."
"Terus ...,"
Alenia menghentikan makannya, perempuan itu memperbaiki posisi duduknya dan kembali bercerita. "Orang tua aku dan bang Refan meninggal tepat di hari kami lahir. Mama dan papa kecelakaan, papa meninggal waktu penanganan pertama dari rumah sakit. Sedangkan mama meninggal tujuh jam setelah berhasil lahirin aku dan bang Refan."
![](https://img.wattpad.com/cover/312822841-288-k357512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Muda Rafabian (SELESAI)
RomanceMenyukai perempuan yang trauma dengan laki-laki adalah sebuah kesalahan bagi Rafabian. Tapi mau bagaimana? Ini bukan salahnya kan? Ini ia anggap sebagai tantangan. Dengan jalur langit dan dukungan semesta. "Mencintainya adalah anugrah terbesar. Da...