2

8.9K 1K 19
                                    

"Mana oleh-oleh nya Ken?"

Aku menoleh ke arah Agus yang sedang mengelap gelasnya "oleh-olehnya di tampar sama bule".

"Hahaha kok bisa? Kamu nyium dia?"

Aku menggeleng cepat "enggak Gus, aku itu nolong anaknya tapi dia malah nampar aku gara-gara lancang gendong anaknya. Tapi anaknya itu yang pengen aku gendong, jadi ya aku gendong".

"Pffttt lagian ngapain juga kamu gendong orang asing? Lebih parahnya anak kecil, kamu kok kurang kerjaan banget gendong anak kecil, mendingan kamu nyari pacar buat di gendong".

"Mana kuat aku gendong laki-laki"

"Ya kalau kamu gak kuat gendong laki-laki setidaknya kamu cari perempuan lah".

"Aku gak suka perempuan".

"Kamu bisa di kira gay kalau pacaran sama laki-laki ".

Benar juga ya, aku bisa di kira gay kalau aku pacaran sama laki-laki. Aku aja terus-terusan di panggil 'mas', 'om', dan 'pak' setiap kali pergi.

Aku hanya bisa menghela nafas pelan dan merapikan seragam club bar ku saat ada pengunjung perempuan berpakaian minim datang menghampiri Agus. Perempuan itu seperti nya blasteran dan ya..... sudah pasti cantik, pengunjung disini kebanyakan ya cantik-cantik dan ganteng-ganteng.

"Hi, what can i do for you?",tanya Agus pada perempuan itu.

Perempuan itu menoleh ke arahku "you...."

Aku menunjuk diriku sendiri dan dia tersenyum tipis lalu mengangguk. Dia menatapku dari bawah sampai atas lalu menyisir rambut panjangnya ke belakang "i want to drink something that is not too strong. What do you recommend?"

Aku kini menoleh ke arah Agus "dia ngomong apa?"

"Dia ingin minum yang gak terlalu kuat, kamu ada rekomendasi gak?"

Aku mengangguk-angguk lalu tersenyum ke arah perempuan itu "bloody mary".

"Thank you".

"Sama-sama"

Perempuan itu kini menoleh ke arah Agus sambil menyodorkan sebuah kartu kredit berwarna hitam "bloody mary 1, cuba libre 1, shots 1 and two bottle of beer . Please deliver to table 6".

Agus menerima kartu kredit hitam milik perempuan itu dan mengembalikannya setelah dia menggesek kartu kredit itu "i'll get that straight away".

"Thank you".

Perempuan itu berjalan pergi ke arah mejanya, di situ juga ada beberapa banyak perempuan lainnya yang sedang merokok. Mereka terlihat menggerakan kepalanya saat musik dj mulai menggila.

"Apa perempuan disana cantik-cantik".

Aku menoleh ke samping dan kulihat Stella menatapku dengan tajam "enggak cantik tuh".

Stella Wilsmina, sahabatku yang paling posesif, baik, pemarah, pengertian dan selalu ada di samping ku di setiap waktu.

Kulirik Agus yang sedang membuat minuman dan tersenyum ke arah Stella "mau minum apa Stel?"

"Berikan aku 2 botol beer".

"No Gus, beri dia air putih aja",sahutku cepat.

"Kenapa sih Ken? Aku kan mau minum".

Aku menggeleng "gak, aku gak mau kamu mabuk".

"Kalau aku mabuk kan masih ada kamu yang akan jaga aku".

Iya sih, tapi aku kan gak mau di muntahin dia lagi. Dia selalu muntah saat dia mabuk dan aku harus selalu nyuci baju dia setelah mengantarnya pulang ke apartemennya.

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang