"Penyebabnya apa Pa?"
"Masak kamu gak tau penyebabnya sih?"
"Aku lemah dalam penyelesaian masalah yang simple Pa", sahut Ellen dengan menunjukan wajah sombongnya
Jadi maksud dia itu aku adalah orang yang pandai dalam menyelesaikan masalah yang simple? Kok aku merasa aku malah lebih bodoh dari Ellen ya?
Aku berjongkok di depan kolam ikan koi milik Ellen dan menatap busa berlebih yang ada di dalam kolam, ku tatap dengan teliti air kolam, filter dan dasar kolam "kadar organiknya tinggi makanya banyak busanya".
"Kok bisa sih?"
"Penyebabnya kemungkinan 2 sih, yang pertama karena kotoran ikan dan yang kedua karena pakan yang gak dimakan sama ikan".
Aku menoleh ke arah Ellen yang sedang menatap cemas ke arah ikan-ikan nya "kamu pasti sering memberi makan ikannya".
"Ya sering sih Pa, kan biar ikannya tambah gemuk Pa".
"Jangan terlalu sering ya ngasih makan ikannya".
"Terus sekarang aku harus gimana Pa supaya busanya sekarang hilang?"
"Untuk sekarang sih harus di ganti airnya, nanti sekalian bersihin filternya. Terus kamu bilang ke pegawai kamu buat mastiin sirkulasi air kolam di tingkatkan supaya mengurangi kadar organiknya", sahutku panjang lebar.
Gimana aku bisa tau beginian? Ya karena aku kadang membantu tetanggaku bersihin kolam ikan hiasnya. Tetanggaku tidak hanya ternak ikan konsumsi tapi dia juga ternak ikan hias.
"Ya udah Papa sekarang turun buat bersihin".
Aku menunjuk diriku sendiri dengan bingung sambil melongo "aku? Kok aku? Kan pegawai kamu banyak banget".
Ku tunjuk beberapa pegawai Ellen yang sedang bersih-bersih di taman, di kolam renang, di teras rumah, di basement mobil dan di lapangan tenis "noh ada dia, dia, dia, dia, dan dia. Mereka kan ada, jadi suruh mereka aja okey".
"Gak mau ih, aku maunya Papa yang bersihin kolam karena aku percayanya sama Papa, aku gak percaya sama mereka".
Ku tatap langit dan kurasakan sinar matahari yang sangat panas menyengat di kulitku "panas banget Ellen, kamu suruh pegawai kamu aja ya".
"Gak mau Papa"
"Aku belum tidur siang lho, nanti malam aku kerja dan ......"
"Pokoknya Papa harus bersihin kolam dulu, titik dan gak pakai koma".
Aku hanya bisa menghela nafas pelan melihat wajah cemberut Ellen dan dengan terpaksa aku menaikan celana panjang ku yang menutupi mata kakiku sampai ke lututku.
Cobaan apalagi ini Tuhan.
"Ambilin ember dan serok ikan"
"Oke Pa".
Ellen berjalan pergi menghampiri pegawainya dan aku memilih masuk ke dalam kolam dengan malas.
Gimana gak malas kalau siang-siang sepulang sekolah itu Ellen datang ke rumahku dan ganggu aku tidur, terus dia nyuruh aku anterin dia ke rumahnya padahal dia sebelumnya naik taksi ke rumahku. Padahal dia bisa naik taksi ke rumahnya.
Terus sampai disini aku disuruh bersihin kolam ikannya padahal dia punya banyak pegawai. Sebel banget sumpah.
"Kamu ngapain masuk ke kolam ikannya Ellen? Mau nyuri ikan?"
Aku mendongak ke atas dan kulihat Bryna yang berdiri di dekat kolam sambil berpangku tangan. Bryna siang ini hanya memakai sport bra dan celana hotpants pendek.
Damn....ibu anak satu ini benar-benar seksi dan mmmhhhh lupakan
Kedua mataku memicing ke arah bercak merah di leher Bryna.
"Ngapain Mommy disini?",tanya Ellen
Bryna menoleh ke arah Ellen yang sedang membawa ember plus serok ikan "ngapain kamu bawa ember sama serok ikan?"
"Mau bersihin kolam lah, emangnya Mommy peduli sama ikan-ikan ku?"
Bibirku terbungkam rapat saat melihat sebuah tato yang ada di pinggang bagian belakang Bryna. Tato kecil itu bertuliskan 'my passion is my life '
"Kamu kan bisa nyuruh pegawai kita buat bersihin kolam kamu sayang, kenapa nyuruh orang asing sih?"
Ellen menoleh ke arahku "Papa Ken itu bukan orang asing, Papa Ken adalah Papaku".
"Ellen please...."
"Mommy gak malu sama bekas kissmark daddy? Kalian udah cerai kenapa masih bisa berbuat maksiat?"
Kedua mataku sontak membulat sempurna saat mendengar kata-kata Ellen yang di luar nalarku. Bagaimana anak sekecil dia bisa tau kata kissmark dan maksiat?
Tapi Ellen tadi bilang apa? Bercak merah di leher Bryna itu adalah kissmark dari Avanza? Berarti mereka bercinta? Padahal 2 hari yang lalu aku mengakui perasaan ku. Oh shittt..... kenapa hatiku bisa se nyeri ini? Emangnya aku ini siapa anjir?
"Ellen".
"Apa Mom? Mendingan Mommy pergi aja nemuin daddy di kamar daripada disini"
"ELLENNN",teriak seseorang
Aku, Ellen san Bryna mendongak ke atas. Kulihat Avan berdiri di balkon dengan telanjang dada dan hanya memakai handuk yang melilit di pinggang nya. Tubuhnya sangat atletis dan berotot, dia terlihat sangat sempurna jika bersanding dengan Bryna. Apalah dayaku yang hanya sebatas tomket di rerumputan kering.
Ku lihat raut wajah Ellen yang berubah datar "manusia siluman".
Wtf, siluman? Siluman apa? Rubah 7 ekor? Atau siluman ular? Jangan-jangan siluman kucing? Tapi aku gak mau memfitnah kucing juga sih, soalnya kadang ayam jago gonta-ganti betinanya.
"Ellen....jaga ucapan kamu ya, dia daddy kamu".
"Daddy aku? Aku gak punya daddy yang suka selingkuh seperti hewan".
"ELLLEN",bentak Bryna
Deg
Ellen dengan santainya masuk ke dalam kolam tanpa memperdulikan bentakan Bryna.
Kenapa Ellen mentalnya sekuat ini sih? Aku aja langsung ciut denger bentakannya Bryna, tapi kenapa dia bisa se santai ini?
"Pa....ini ikannya di pindahin dulu ke ember kan?"
Aku mengangguk pelan dan menerima ember yang di pegang Ellen lalu mengisi ember itu dengan air.
Ku dengar Bryna menghela nafas kasar dan pergi begitu saja dari pinggir kolam. Kini aku memilih menatap Ellen yang sedang menyerok ikan dan memasukannya ke dalam ember.
"Ellen...."
"Iya Pa?"
"Kamu harus jaga attitude ya".
Ellen menoleh ke arahku "kenapa Papa tiba-tiba bilang seperti itu? Papa mau aku menghormati om Avan? C'mon Pa....manusia seperti om Avan itu tidak layak di hormati. Males aku sama Papa, Papa dan Mommy sama-sama nyebelin".
Ku usap-usap pucuk rambut Ellen yang lembut "aku hanya ingin kamu jaga attitude aja, manusia jaman sekarang yang memiliki attitude yang baik itu sangat langka. Baru naik jabatan dikit aja, sombongnya bisa melebihi iblis".
"Kamu pasti paham maksud aku kan Ellen?"
Ku lihat bibir Ellen terkatup rapat dan ku ambil serok dari tangan Ellen yang kecil "kamu naik aja dari kolam, biar aku yang ngerjain. So....kamu tungguin di pinggir kolam aja".
Ku angkat tubuh Ellen ke pinggir kolam dan ku lihat Ellen masih diam tanpa bersuara sedangkan aku memilih melanjutkan aksi menangkap ikan.
Sejujurnya aku ini suka banget nangkap ikan makanya aku gak mau biarin kesenanganku di ambil oleh Ellen. Btw.... walaupun aku suka nangkap ikan, tapi aku gak suka makan ikan.
Aku ini tergolong herbivora, aku suka sayuran dan gak suka daging-dagingan. Yang jelas aku gak suka banget sama yang berjenis ikan-ikanan.
Voted?
Komen?
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomanceKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...