"Gimana? Enak?",tanyaku sambil menatap Bryna yang sedang memakan ikan bakar buatanku dengan lahap.
Bryna mengangguk-angguk "enak banget, kamu pinter banget nangkep ikannya terus juga kamu pinter masak".
Ya pinter lah, aku aja sampai nyebur kolam gara-gara Bryna pengen ikan nila warna merah, padahal aku udah dapetin ikan gurame.
Aku tersenyum bangga dan kulihat Bryna menghabiskan ikan bakar plus nasinya.
"Rambut kamu masih basah Ken, di keringin dulu".
Ku pegang rambut ku yang ternyata memang masih basah, mungkin karena aku tadi mandi habisin 6 renteng sampo supaya rambut ku wangi kembali, apalagi tadi juga aku menyabuni tubuhku sampai 6 kali.
"Nanti aja",sahutku dan membereskan piring-piring bekas makanan Bryna lalu mencucinya sampai bersih.
"Kamu rajin banget sih".
Kenapa Bryna muji-muji aku terus?
"Ken...."
"Hum?"
Ku letakan piring bersih ke rak piring dan kulihat Bryna meminum segelas air putih sebelum dia menatapku "kenapa kamu terlahir jadi perempuan?"
"Hah?"
"Mungkin kamu bisa menjadi suami idaman wanita kalau kamu terlahir menjadi seorang laki-laki".
Tapi aku tetap tidak menjadi idamanmu kan Bry?
Aku tersenyum miris "kamu terlalu berlebihan".
"Aku gak berlebihan Ken. Kamu itu sangat lembut, perhatian, penyayang, jujur, bahkan aku bisa melihat sorot ketulusan dari tatapan kamu ke aku".
Bibirku hanya terbungkam rapat saat mendengar ucapan Bryna. Apakah Bryna sedang memuji ku? Atau dia hanya berkata manis seperti apa yang dia lakukan ke orang-orang?
"Andai saja aku lebih dulu bertemu denganmu di banding kan bertemu dengan Avan, mungkin aku bisa bersamamu".
Tapi semua itu hanyalah khayalan karena di hati kamu hanya untuk Avan dan selalu untuk Avan. Aku tidak mempunyai celah sedikitpun untuk masuk ke dalam hatimu karena Avan memiliki semua kekuranganku.
Ting tong
"Sebentar",pamitku ke Bryna.
Siapa lagi yang datang malam-malam begini?
Aku berjalan malas menuju pintu gerbang dan aku keluar dari pintu gerbang.
Deg
Stella?
Plakkkk
"Apa kamu gak punya hati hah?"
Plakk
"Kamu pergi gitu aja bahkan kamu keluar dari pekerjaan kamu hanya karena masalah pribadi kita. Tidak bisakah kamu profesional Ken?"
Kurasakan panas menerpa di pipi kanan dan kiriku namun bibirku memilih bungkam saat melihat urat leher Stella yang terlihat menegang.
"Selama ini kamu menghilang kemana hah? Kenapa aku susah sekali mencarimu?"
Aku menoleh ke belakang saat Stella menatap lurus ke belakang ku dan kulihat Stella tersenyum miris "lihatlah, kamu selalu mentingin janda itu tapi apa janda itu juga mentingin kamu hah? Apa janda itu membalas perasaan mu?"
"Aku gak peduli dia mau balas perasaan ku atau gak Stella, aku mencin...."
Plakkk
"SADAR KEN",bentak Stella dengan suara lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomansaKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...