"Stel..."
Stella menoleh ke arahku "apa?"
Ketus banget sih ini perempuan, apa dia gak capek ketus terus sama aku dari tadi pagi? Perasaan kerjaan aku udah bener, aman dan sejahtera.
"Kamu masih marah karena kejadian semalam?"
"Kenapa aku harus marah? Toh aku marah atau enggak pun kamu gak peduli kan?"
Ku tarik kursi dan aku duduk di dekat Stella, kulihat Stella kembali fokus menatap layar monitornya saat aku sedang menatap wajahnya dengan lekat.
Kenapa dia gemesin banget sih kalau lagi ngambek?
Stella membuka beberapa berkas dan ku sentuh punggung tangan nya dengan lembut "jangan marah ya, aku minta maaf"
"Kamu sebenarnya sayang gak sih Ken sama aku?",tanya Stella sambil menoleh ke arahku lagi
Aku mengangguk pelan "iya Stella, aku itu sayang sama kamu"
"Sebagai apa?"
"Sahabat aku"
Stella langsung menepis genggaman tanganku "mending kamu pulang aja"
"Stella....."
"Aku capek sama kamu"
Aku menghela nafas pelan "kenapa capek sama aku? Aku ngelakuin kesalahan apa?"
"Pikir aja sendiri",sahut Stella dengan ketus.
Aku berdiri dari dudukku saat Stella berdiri untuk mengambil tumpukan berkas. Ku lingkarkan tanganku di pinggang Stella yang ramping dan kupeluk tubuhnya dari belakang dengan erat "jangan marah ya"
"Buat apa kamu bujuk aku agar aku gak marah sama kamu kalau ujung-ujungnya kamu semalam lebih memilih bersama Ellen daripada mengejarku?"
Kurasakan tubuh Stella menegang saat aku menyandarkan daguku di bahu kanannya "Ellen masih kecil sayang, masak aku ninggalin dia? Lagian dia itu anak orang, aku bisa di tuntut kan sama Mommynya yang galak itu kalau dia kenapa-kenapa".
"Tapi setidaknya kamu bisa telpon aku kan Ken?"
"Aku bisa di semprot kamu kalau aku nelfon kamu malam itu, kamu tau sendiri kan kalau kamu gak suka di ganggu kalau lagi bad mood parah",sahutku dan ku tempelkan hidungku di bahunya untuk menghirup dalam-dalam bahu Stella yang terekspos karena saat ini Stella memakai blouse off shoulder tanpa lengan berwarna pink.
Stella menoleh ke samping dan kurasakan dahiku bertemu dengan pipinya "terus kapan kamu mau pulangin Ellen?"
"Nanti sore, aku sudah membujuknya untuk pulang karena Mommynya khawatir sama dia".
"Terus dia mau?"
"Ya mau sih walaupun aku harus merelakan satu ikan kesayangan ku sebagai syarat"
"Ikan yang aku beliin waktu itu?"
"Hum"
"Ya udah nanti aku beliin lagi", sahut Stella
Stella membalikan tubuhnya dan merangkul tengkukku, ku alihkan pandanganku saat tatapan kami bertemu satu sama lain "kenapa kamu menghindari tatapanku?"
Entah kenapa aku sekarang jadi suka salting kalau di tatap Stella
"Tatapan kamu soalnya mesum"
Stella menaikan sebelah alisnya "kamu bilang apa? Tatapan aku mesum?"
Aku mengangguk saat telapak tangan kanan Stella meremas tengkukku "butuh kaca? Kayaknya yang mesum itu kamu"
"Kok aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomanceKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...