5

7.9K 964 13
                                    

Aku duduk termenung menatap Bryna yang terbaring lemas di atas tempat tidur pasien. Dokter bilang Bryna gak papa, dia pingsan karena syok aja dan hari ini pun dia juga boleh pulang.

Aku gak tau kenapa Bryna masih terlihat sangat cantik walaupun wajahnya terlihat pucat. Wajah naturalnya membuatku tidak bisa berpaling untuk menatapnya. Dia seperti pesona yang tidak bisa aku tolak dan pesonanya membuatku terus menatapnya.

Cklekk

Aku menoleh ke belakang, ku lihat teman-teman Bryna yang aku lihat di bar bersamanya waktu itu ada disini, kalau gak salah namanya Ailee dan Michelle.

Ailee si perempuan yang suka ngomong bahasa Inggris terlihat terkejut saat melihat ku "you...."

"Orang yang di muntahin Bryna di bar?", tanya Michelle dan memotong ucapan Ailee.

Aku berdiri dan menghampiri mereka "dokter bilang tante Bryna gak papa, dia hanya syok makanya pingsan dan dia boleh pulang hari ini. Tolong bilang padanya kalau sopir truk tersebut sudah di amankan di kantor polisi".

Untung aja salah satu dokter disini kenal Bryna dan Bryna langsung di bawa ke rawat inap VIP saat dia tiba disini. Tapi aku penasaran, kenapa ada dokter yang kenal Bryna? Udah gitu dokternya ganteng banget lagi, plus itu dokter terlihat perhatian banget sama Bryna bahkan mengurus administrasi Bryna.

"Oh ya mbak, untuk administrasi tante Bryna udan di urus sama dokter......"

Siapa sih namanya? Av.....

"Avan?"

"Benar mbak, mbaknya kenal dokter Avan?",tanyaku pada Michelle dan kulirik Ailee yang sedang menyentuh dahi Bryna.

Emangnya orang pingsan itu suhu tubuhnya panas ya?

Michelle mengangguk "ya, saya kenal dia".

Ahh jadi mereka saling kenal, syukurlah....siapa tau dokter itu pura-pura mengenal Bryna demi mendapatkan nomor ponsel Bryna.

Jangan-jangan dokter Avan itu salah satu pria yang menyukai Bryna? Tapi emang ada ya laki-laki yang suka sama perempuan yang sudah bersuami?

Ailee mengeluarkan beberapa uang ratusan ribu dari tasnya dan aku sontak menggeleng pelan "gak usah, saya menolong dengan tulus, saya permisi dulu".

Aku memilih berlalu dari mereka dan keluar dari kamar inap Bryna.

"Tunggu".

"Ya?"

Aku menoleh ke belakang dan kulihat Michelle ikut keluar dari rawat inap Bryna "nama kamu....siapa nama kamu?"

"Ken".

Michelle tersenyum manis "terimakasih sudah menolong teman saya Ken".

Michelle mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyodorkannya ke arahku "saya Michelle, ini kartu nama saya dan jika kamu butuh sesuatu bisa menghubungi saya. Mungkin saya bisa membantu kamu untuk membalas kebaikanmu ke teman saya".

"Terimakasih mbak, tapi saya rasa mbak tidak perlu membalas kebaikan saya, saya ikhlas dan....".

"Terima saja, okey. Sekali lagi terimakasih banyak",sahut  Michelle sambil memasukan kartu namanya di saku kemeja ku

Aku mengangguk dan membalas senyuman nya "sama-sama kak, saya permisi".

"Tentu"

Aku berjalan pergi dengan menghela nafas lega karena Bryna gak papa dan dia juga boleh pulang hari ini. Tapi kenapa aku sangat peduli dengan perempuan yang pernah menamparku dan muntah di bajuku? Lagian aku juga gak kenal dia. Dah ah....mungkin karena jiwa kemanusiaan ku sangat tinggi.

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang