4

7.8K 945 23
                                    

"Huaammm"

Ngantuk banget gila....

Kulepaskan helmku dan aku turun dari motorku, dahiku mengernyit ketika melihat Stella berdiri di depan pintu rumahku.

Ngapain dia pagi-pagi kemari.

Stella tersenyum manis dan menunjukan sebuah tas makanan ke arahku "aku bawa makanan kesukaan kamu".

Ku buka pintu rumahku dan Stella langsung masuk kedalam rumahku. Ia berjalan ke arah dapur setelah melepaskan sepatunya dan mengambil piring saat aku sedang melepas jaket jeans ku dan menggantung nya di gantungan jaket.

Rumahku ini tidak ada sekatnya, jadi bener-bener kotak dan rumahku ini cukup tinggi. Di rumahku ada sofa plus tv, karpet berbulu, dapur, pantry dan kamar mandi. Lantainya bukan dari keramik atau marmer tapi terbuat dari kayu, kalau kamar sih harus naik tangga dulu karena kamarku ada di dekat atap pojokan.

Jadi tempat tidurku bisa di lihat dari sofa dan dinding rumahku mayoritas kaca yang di tutup tirai, kecuali dinding dekat tempat tidur karena dinding dekat tempat tidur itu aslinya tembok.

Ku tata sepatuku dan sepatu Stella ke rak sepatu, kulihat Stella membuka kotak makannya di atas meja patry.

Tapi dia pagi-pagi kok kemari? Apa dia gak ke kantor?

"Kamu libur atau....."

"Bolos".

Alis sebelahku terangkat "why? Berantem sama pacar kamu lagi?".

Kudengar Stella menghela nafas pelan "jangan membahasnya dan lebih baik kamu makan aja".

Ku ambil sendok dan ku makan nasi goreng yang Stella bawa. Rasanya ya enak, bahkan menurutku nasi goreng buatan Stella lebih enak dari abang-abang penjual nasi goreng langgananku.

"Udah mandi?"

"Udau tadi di club".

"Kamu kapan berhenti kerja di club? Kamu gak pengen kerja normal seperti manusia lainnya?"

Ku letakan sendokku di atas piring dan ku tatap kedua mata Stella dengan lekat "jadi kerja di club itu maksudmu bukan kerja yang normal?"

"Kerja normal itu ya kerja dari pagi sampai sore Ken. Kesehatan mu bisa memburuk kalau kamu terus-terusan kerja malam".

"Gak akan memburuk Stell, aku ini Batman"

"Bilang aja kamu suka di godain sama para perempuan pelanggan club itu kan? Lagian kenapa kamu gak mau kerja satu kantor sama aku sih? Gajinya lumayan dan bisa dapat bonus juga"

Ku tarik nafasku dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan "aku kerja lebih mengutamakan kenyamanan Stell".

"Kapan sih kamu nurut aku bilangin?"

"Bukan gitu Stell, tapi aku emang suka kerja bareng Agus, supervisor club juga baik banget sama aku, jadi gak mungkin aku pindah kerjaan kalau kerjaan aku itu buat aku nyaman".

"Terserah kamu".

Ku lepas satu persatu kancing kemejaku dan aku kini hanya memakai singlet "aku mau tidur dulu".

"Hum"

Aku berjalan naik ke kamarku dan menggangi celana jeans panjang ku menggunakan celana pendek. Kulirik Stella yang sedang menatap kearah lain dan ku lemparkan tubuhku ke atas tempat tidurku.

Uhhhh kasur kesayanganku.....rasanya bisa senyaman ini kalau sudah lunas dari tukang kredit.

Kulihat Stella berdiri di tepi tempat tidur ku dan melepaskan pakaiannya hingga menyisakan hotpants plus tangtopnya yang berwarna pink. Bibirku terbungkam saat melihat payudara Stella yang lumayan besar tercetak jelas di tangtopnya.

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang