36

7.6K 1K 83
                                    

Drrtt

"Hallo".

"Dimana?"

"Alun-alun".

"Sebelah mana?"

"Sebelah penjual kacang".

Klik

Ku tatap layar ponselku sambil menghela nafas pelan lalu mengupas kulit kacang dan memakan kacang rebusku.

Ngapain Stella nelfon cuma buat tanya aku dimana? Buang-buang kuota aja. Apa dia gak tau kalau aku sedang menghindari komunikasi sama dia secara langsung? Apa dia gak takut kalau aku menodainya? Apa dia gak takut kalau aku malah berbuat lebih saat bersamanya?

Gimana aku gak tergoda kalau dia selalu godain aku? Untung aja waktu itu perutku melilit, jadinya ya aku terhindar dari melakukan yang enggak-enggak sama Stella.

Ku kunyah kacangku dengan lahap sambil menatap anak-anak yang sedang bermain mobil-mobilan, motor-motor an, sepatu roda dan skuter.

Ada beberapa orang disini menaiki mobil hias yang bertenaga manusia.

"Ekhem mas, boleh kenalan?"

Aku menoleh ke samping dan kulihat Stella tersenyum manis ke arahku "masnya kok ganteng banget sih".

"Ngapain kamu nyusul aku kemari?"

"Kangen aja, emang gak boleh?"

Dia kok makin lama ngomongnya makin ngelantur sih? Apa seperti ini caranya dia menggoda mantan-mantan nya yang dulu?

"Kangen? Perasaan tadi sore masih ketemu di kantor".

"Ya emang ketemu sih, tapi kamu menghindari kontak mata terus sama aku".

Aku memilih mengabaikannya dan mengupas kacang rebusku lalu memakannya. Angin malam berhembus lumayan kencang dan aku menoleh ke arah Stella yang mendempelkan lengannya ke lenganku.

Astaga anak ini, kenapa gak pakai jaket coba? Udah tau mau ke alun-alun tapi malah pakai t-shirt walaupun dia pakai celana kulot panjang sih, tapi tetep aja dingin kan?

"Kamu kok gak romantis sih Ken?"

"Maksud kamu?"

"Ya kamu gak ngasih jaket kamu ke aku seperti pria yang di film-film".

"Ya gak mau lah, nanti aku malah kedinginan kalau aku ngasih jaket ku ke kamu".

Stella menghela nafas kasar "kamu hissh".

Stella berdiri dan menunjukan wajah kesalnya ke arahku sedangkan aku hanya menatapnya dengan heran.

Apa dia marah? Apa dia mau pergi?

Kedua mataku sontak melotot saat Stella duduk tepat di depanku bahkan ia menyandarkan punggungnya ke dadaku lalu mengambil kedua tanganku agar kedua tanganku melingkar di perutnya "gini aja biar aku gak kedinginan".

"Stella".

Aku dan Stella sama-sama mendongakan wajah kami saat ada seorang pria yang memanggil nama Stella. Ku tatap pria tampan berbadan atletis yang berdiri di depanku.

"Jadi kamu memutuskanku karena pria itu hah?", tanya pria di depanku sambil menunjukku dengan jari telunjuk nya.

Apa dia mantannya Stella?

"Kata siapa? Aku memutuskanmu karena aku sudah bosan denganmu".

Wah Stella cari mati, gimana kalau Stella di tusuk sama pria itu?

"Stella, kamu...."

"Sudahlah Aldo, lebih baik kamu pergi dan jangan mengganggu kemesraan ku dengan suami aku".

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang