Malam ini tidak seperti malam yang biasanya karena malam ini hujan turun tanpa mau berhenti dan aku masoh terjebak macet di dalam taksi yang mau mengantarkanku pulang.
Kenapa Jakarta selalu macet? Why? Andai aja ada jalan raya du atas langit, pasti Jakarta gak akan semacet ini.
Drrrtttt
Siapa sih ini?
Ku angkat telfon dari pengharum ruangan dengan malas "nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi, silahkan tekan....."
"Kentang, gak lucu please"
"Padahal aku gak melawak"
Ku dengar helaan nafas panjang dari balik telepon "kamu masih di jalan?"
"Yoi, kenapa? Mau nyuruh aku fotocopy lagi?"
"Ken ih, maaf....aku harus buru-buru pulang ke rumah karena di rumah ada acara ulangtahun Mama aku jadi aku gak bisa nemenin kamu"
"Gak papa kali, aku kan anak buah kamu dan kamu bos aku, jadi tenang aja"
"Jangan ngomong gitu, kamu itu nasi goreng spesial buat aku"
Jari lentikku yang seksi membuka satu kancing kemejaku dan kusandarkan punggungku di jok mobil sambil menghela nafas pelan.
"Kamu udah makan belum hum?"
"Udah",bohongku
"Masak sih udah makan? Kok suaranya lemes, letih dan tidak berdaya banget?"
Pandangan ku keluar jendela saat hujan makin turun dengan derasnya dan dahiku mengernyit saat melihat Bryna yang duduk di depan supermarket sambil merokok.
Ngapain dia di depan supermarket hujan-hujanan begini? Apa jangan-jangan dia bidadari yang turun sebelum hujan dan kembali setelah hujan?
"Hallo Ken, kamu denger aku gak?"
"Hah? Hallo... sinyalnya putus-putus"
Klik
Kumatikan panggilan dari Stella, aku segera membayar ongkos taksi "saya turun sini aja pak, kembaliannya ambil aja"
"Makasih mas"
Aku turun dari taksi dan berlari di tengah guyuran hujan menuju supermarket. Aku pura-pura tidak melihat Bryna dan masuk kedalam supermarket untuk membeli air mineral lalu keluar lagi.
Ku lirik Bryna yang masih merokok dengan tenang bahkan dia tidak sadar dengan kehadiran ku.
Bryna kampret, apa dia gak melihat ada manusia segede T-rex di dekatnya? Dasar janda gak peka
"Ah jadi basah",ucapku dengan suara yang ku buat sekeras mungkin sambil mengusap-usap rambut cepakku yang basah.
"Heh Ken"
Aku tersenyum dalam hati saat mendengar suara seksi yang keluar dari mulut Bryna
Akhirnya aku di panggil juga
Aku menoleh ke samping dan kulihat Bryna menaikan sebelah alisnya "ngapain kamu disini? Ngikutin aku?"
Deg
Aku menggeleng cepat "enggak tuh, aku beli air mineral"
Bryna mengangguk dan merokok lagi, aku memilih duduk di dekatnya lalu membuka botol air mineralku.
Bryna menyodorkan sebungkus rokok ke arahku "mau rokok?"
"Aku gak merokok",sahutku lalu meminum sebotol air mineralku.
"Pantes bibir kamu merah alami, ternyata kamu memang bukan perokok".
Ku gigit bibir bawahku pelan dan ku lirik Bryna yang tersenyum tipis saat kurasakan jantungku semakin berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomanceKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...