Kami kembali menikmati makan sore kami dengan view sunset di pinggir dermaga.
Setelah makan, aku membawa Stella untuk menginap di sebuah hotel untuk bermalam. Ku lihat Stella langsung melemparkan tubuhnya di atas tempat tidur saat aku menuju kamar mandi untuk menjemur pakaian kami di jemuran yang sudah di sediakan.
Aku keluar dari kamar mandi dan kulihat Stella masih berbaring terlentang di atas tempat tidur sambil merentangkan kedua tangannya.
Tiba-tiba Stella tersenyum mesum dan mengedipkan sebelah matanya "Ken....come to Tante".
Heh? Tante katanya? Stella kayaknya beneran kesurupan tante-tante penunggu sungai tadi.
"Jangan aneh-aneh Stella", sahutku sambil duduk di tepi ranjang.
Ku rasakan Stella memelukku dari belakang dengan erat dan bulu kudukku meremang saat bibir Stella menempel di tengkuk leherku.
"Ken..."
"Hum?"
"Aku gak bisa jauh dari kamu, hidupku terasa sepi dan hampa jika aku gak melihat mu dalam sehari aja".
Aku menoleh ke samping dan Stella mengecup pipiku dengan lembut "kamu berharga buat aku, aku gak peduli kalau kamu mau suka sama siapa ataupun mau bersama siapa. Asalkan kamu tidak pergi atau menghilang dari penglihatan ku".
"Kenapa kamu menyukaiku Stella? Aku itu gak pan...."
"Apa? Kalau kamu gak pantas buat aku terus kamu pantas buat perempuan lain gitu?"
Aku menghela nafas pelan "bukan gitu, hanya saja...."
"Apa?"
Stella melepaskan pelukannya dan kini dia berdiri di depanku lalu duduk di atas pangkuan ku sambil merangkul tengkukku.
"Apa kamu tau?"
"Apa?",tanya Stella lalu menggigit bibir bawahnya.
"Posisi ini itu bahaya Stella".
"Terus kalau bahaya kenapa?"
"Stella...."
"Apa sayangnya aku? Kamu mau apa hum?"
Aku menelan ludahku dengan susah payah saat Stella meraba tengkukku. Kedua mata kami saling memandang satu sama lain dan entah kenapa tangan kananku menyentuh pipi kirinya yang lembut.
"Stella..."
"Iya sayang?"
Kenapa kamu cantik banget hum? Kenapa? Kenapa aku sekarang terpesona sama kamu? Aku gak mungkin suka dan terpesona sama sahabat ku sendiri. Gak... aku gak boleh terpesona dengan sahabat ku sendiri.
"Apa kamu bisa turun dari pangkuan ku? Aku ngantuk".
"Kok ngantuk sih Ken? Kita kan belum...."
Ku dorong tubuh Stella kesamping dan aku berbaring disampingnya lalu memejamkan kedua mataku dengan perlahan "kamu yang tenang tidurnya, aku capek banget soalnya".
"Iya deh iya", sahut Stella sambil memelukku dari samping.
"Good night Stella, sweet dreams".
"Sweet dreams too babe".
Kurasakan tangan Stella meraba perutku dan bibirnya menempel di daun telingaku yang membuat bulu kudukku meremang.
"Ken..."
"Tidur Stella".
"Aku belum ngantuk".
Ku buka kedua mataku dan aku kini memiringkan tubuhku untuk menghadap ke arahnya"kenapa gak bisa tidur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomansaKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...