30

7.7K 1.1K 76
                                    

"PAPAAAAA...."

Deg

Aku menoleh ke belakang dan melihat Ellen berlari ke arahku lalu memeluk kakiku dengan erat bahkan dia masih memakai seragam sekolah nya.

Apa Ellen membolos sekolah?

Aku segera berjongkok di depan Ellen saat karyawan-karyawan Stella menatapku dengan penuh tanda tanya.

Ku tatap wajah Ellen yang sembab bahkan dia kini masih menangis "kamu kenapa Ellen?"

Aku pikir mahkluk full protein ini gak bisa menangis, ternyata dia bisa menangis?

"Mommy hikss hamil"

Bryna hamil? Aku berani menjamin kalau Bryna hamil dari benih si merk mobil itu. Soalnya sponsor terkuat saat ini adalah Avan, dia kan mahkluk paling sempurna menurut Bryna.

Bibirku sontak terbungkam rapat dan aku milih menggendong tubuh kecil Ellen. Kurasakan kedua tangan Ellen yang kecil merangkul tengkukku sedangkan wajahnya bersembunyi di leherku.

"Ken, ken...."

"Ssstttt"

Ku lihat Stella langsung diam saat ku tempelkan jari telunjukku di permukaan bibirnya. Ku tatap om Han yang menunduk sedangkan aku hanya bisa menghela nafas pelan "Ellen pergi ke sekolah dulu ya"

Ellen menggeleng cepat "gak mau, aku gak mau sekolah, aku gak mau pulang ke rumah, aku cuma mau sama Papa"

Ku lirik dahi Stella yang mengernyit heran sedangkan aku hanya bisa menghela nafas pelan "tapi aku harus bekerja".

Ku tatap sekeliling ku yang sepi, mungkin karyawan-karyawan nya Stella takut dengan Stella soalnya mereka langsung pergi saat Stella turun dari mobilnya.

"Kalau gitu aku ikut Papa bekerja"

"Heh, jangan mengada-ada ya kamu, Ken itu harus kerja dan...."

"Mulai sekarang Papa akan kerja sama aku, lagian gaji yang akan ku berikan ke Papa akan lebih banyak dari gaji yang tante berikan untuk Papa"

Astaga anak ini kenapa malah ngajak ribut Stella? Semoga aja Stella gak terpancing.

"Kamu ini benar-benar hishhh"

Ku lihat wajah kesal Stella, ku tatap Stella dan Ellen sama-sama melemparkan tatapan sinis bahkan aku bisa merasakan tangan kecil Ellen mencengkeram tengkukku.

"Ken...tinggalin dia, ayo bekerja",pinta Stella sambul memegang lenganku.

Ellen langsung memukul-mukul pundak Ellen "pergi gak kamu. Papa itu milik aku, jadi jangan berani nyentuh Papa atau memerintah Papa".

"Ken itu bukan Papa kamu ya, jadi lebih baik kamu bangun dari mimpi kamu dan jangan mengigau pagi-pagi"

"Ellen...aku harus bekerja"

Ellen menggelengkan kepalanya dengan cepat "gak boleh, Papa gak boleh kerja, Papa harus sama aku terus. Aku lagi sedih Pa, Papa harusnya peka dong".

Yang sedih kan dia, jadi kenapa aku harus peka? Lagian ini mahkluk berprotein kan bukan apa-apanya aku. Gimana sih dia?

Aku, Ellen dan Stella sama-sama menoleh ke arah sebuah mobil yang berhenti di belakang mobilnya Ellen. Ku lihat Bryna turun dari mobil dan langsung menghampiri kami.

"Ellen, kenapa kamu kemari? Kenapa kamu gak sekolah hah? Mommy itu nyekolahin kamu mahal-mahal bukan untuk ngemis perhatian ke orang lain"

Deg

Aku hanya tersenyum miris dan Stella terlihat syok "jadi kamu Mommy nya anak ini? Wow"

"Memangnya kenapa?"

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang