19

7.4K 1K 38
                                    

"Aku itu single Ken"

"Terus kamu suka sama siapa?"

"Kamu"

Deg

Kedua mataku berkedip pelan saat Stella menangkup wajahku dan mencondongkan tubuhnya ke arahku sehingga wajahnya semakin mendekat ke wajahku. Aku bisa merasakan nafas Stella menerpa wajahku dan Stella mengusap pipi kiriku dengan lembut.

"Aku menyukai mu Ken"

"Ya kalau kamu gak suka sama aku, mana mungkin aku jadi temen kamu"

"Aku serius"

Aku menghela nafas pelan dan berdiri di depan Stella "aku juga serius, dah ah aku mau....."

Ting tong

Ting tong

Ting tong

"Siapa sih ganggu banget", ujarku dengan kesal dan aku berjalan menaiki tangga menuju tempat tidurku.

Jangan-jangan itu Ellen? Pasti nanti dia pakai teropong lagi, seperti nya aku harus mencari cara lain agar aku tidak terjebak oleh tipu daya manusia yang di ciptakan dari protein itu

Ting tong

"Siapa sih Ken?",tanya Stella penasaran dan wajahnya terlihat kesal, mungkin karena bel terus berbunyi

Aku berjalan turun dan menuju tombol untuk memode diam kan bel pintu gerbangku "anak kecil yang lagi belajar menekan bel, jadi ya gitu deh suka urakan pas nekan-nekan bel nya"

Dahi Stella mengernyit heran "anak kecil? Perasaan tetangga kamu gak ada yang punya bocil deh, orang yang memiliki umur paling kecil kan anaknya bu Nina, tapi anaknya bu Nina kan udah kelas 1 SMP"

"Udah gak usah di pikirin terlalu serius, kamu mau makan apa?"

"Apa aja deh, tapi mending aku aja yang masak"

Ku hentikan langkahku saat aku baru saja berjalan menuju pantry, aku menoleh ke belakang dan mengangkat sebelah alisku. Ku lihat Stella berdiri dari duduknya dan aku hanya menatap dia dengan heran "sejak kapan kamu bisa masak?"

Soalnya setahu aku itu Stella gak bisa masak, karena terakhir kali dia buat dapur di rumahnya hampir kebakaran saat dia bikin telor ceplok. Untung aja pelayannya dengan sigap langsung memadamkan api setelah mendengar suara teriakan Stella yang panik.

Perlu kalian tau, teriakan Stella itu bisa buat telinga orang langsung jebol.

"Aku udah les masak sebulan ini"

"Oh ya?"

Les masak? Bukannya dia manusia yang paling sibuk? Kok bisa dia meluangkan waktu untuk les masak?

"Tentu saja, aku kan gak pengen pinter mengelola perusahaannya Papa doang, aku ingin pintar dalam semua hal. Aku juga pengen pinter masak supaya kamu suka sama masakanku"

Kepercayaan dirinya cukup tinggi, dia tidak mungkin bisa mengalahkan skill dewaku saat memasak karena dia pasti belum pernah masak siput goreng dan oseng-oseng siput pedas.

Stella mengambil pisau dan menunjukku dengan pisau itu "kamu duduk, jarang-jarang kan kamu bisa melihat bidadari masak"

Pffttt bidadari? Hahahaha.... walaupun aku akui kalau dia cantik, tapi ucapannya terlalu bernafas hiperbola banget sih

Aku menahan tawaku dan duduk di depan pantry, kulihat Stella memegang bahan sayuran yang ia ambil dari lemari esku. Aku tersenyum tipis melihat ekspresi Stella yang terlihat seperti chef handal.

Aku terus mengamati Stella yang sibuk menyiapkan bahan makanan, memasak dan menyiapkan makanannya yang sudah matang bahkan dia mendekorasi hasil masakannya itu.

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang