10

7.7K 988 25
                                    

"Terimakasih banyak".

Aku tersenyum dan mengangguk setelah meletakan satu kotak ikan segar milik tetangga rumahku di dapur sebuah restoran.

Tetanggaku punya kolam ikan gurame dan dia selalu memintaku untuk menyetorkan ikan segarnya setiap panen karena beliau sudah tua dan tidak mampu menyetorkan ikannya sendirian sedangkan anak-anak nya kuliah di luar kota.

Tapi lumayan juga sih upahnya hasil menyetorkan ikan walaupun aku harus selalu bolak-balik karena aku bawa motor.

Restoran ini sudah menjadi pelanggan tetap ikan dari tetanggaku, namun sudah di pastikan restoran ini juga memiliki banyak pengepul ikan lainnya soalnya restoran ini banyak sekali cabangnya.

Aku keluar dari dapur restoran itu dan berjalan menuju parkiran motor.

Kedua mataku memicing saat melihat Bryna dan Avan yang baru saja keluar dari restoran. Mereka saling melempar senyum satu sama lain.

See...mereka masih cinta bukan? Kok hatiku sakit ya ngelihat mereka?

Kulihat mereka berjalan menuju mobil yang ada di seberang jalan raya. Avan berlari menyeberang terlebih dulu dan masuk kedalam mobilnya. Kulihat Bryna masih di pinggir jalan dan bersiap untuk menyebrang.

Apa dia butuh bantuan?

Aku berjalan ke arahnya dan kedua mataku membulat sempurna saat melihat sebuah motor yang melaju ke arah Bryna dengan kecepatan penuh saat Bryna hendak menyeberang.

"BRYYYNAAAA AWWWAAAAASSSS"

Aku sontak menarik tangan Bryna saat mendengar teriakan Avan yang menggelegar dan dada Bryna membentur dadaku yang membuat ku jatuh terlentang di atas aspal dengan tubuh Bryna yang ada di atasku.

"HEH MBAK, KALAU JALAN PAKAI DENGKUL",teriak pengendara sepeda motor dengan suara kencang lalu melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

"Bryna....kamu gak papa sayang?"

Deg

Kenapa hatiku terus-terusan sakit mendengar perhatian Avan untuk Bryna?

Avan membantu Bryna berdiri dan Avan menatapku dengan tajam "kamu bisa gak sih kalau nolong orang tapi gak menyelakai orang itu? Kamu gak lihat kalau Bryna jadi jatuh karena ulahmu?"

Bryna memang jatuh tapi dia jatuh di atas tubuhku, bukan jatuh di atas aspal. Sebenarnya aku ini sial apa gimana ya? Yang sial kan Bryna karena mau ketabrak motor. Tapi kenapa aku merasa kalau aku ikut sial karena jatuh juga di atas aspal?

Bryna hanya melirikku dan aku berdiri dari posisiku yang sungguh menyedihkan.

Gimana gak menyedihkan kalau aku jatuh terjungkal ke belakang dan punggung ku mencipok aspal yang keras tapi masih di protes karena aku gak becus nolong Bryna.

"Kamu gak papa sayang?",tanya Avan sambil menangkup kedua pipi Bryna.

Bryna menggeleng pelan dan tersenyum "aku gak papa kok".

"Kamu pasti nyuruh pengendara motor itu untuk nyelakai Bryna supaya kamu bisa melecehkan Bryna dengan embel-embel menyelamatkan Bryna?",tuduh Avan sambil menunjuk wajahku.

Kenapa dia bisa berfikiran seperti itu?

"Udah-udah Avan, ayo kita pergi aja. Malu di lihat orang".

Deg

Bryna menarik lengan Avan dan Avan menghela nafas kasar "awas ya kamu".

Apa aku sejelek itu sampai Bryna tidak mau menatapku?  Tubuhku rasanya lemas dan lemah tak berdaya seperti gelas yang jatuh dari meja. Ambyar

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang