"Ceritakan padaku, kenapa kamu memilih kuliah di Perancis?"
Aku tersenyum manis "karena di pertemukan denganmu di Perancis".
Bryna tersenyum miring "oh ya?"
Aku mengangguk mantap "aku masih ingat dengan jelas rasa sakit di pipiku saat kamu menampar ku untuk pertama kalinya dan anehnya aku malah terus memikirkan mu hanya karena tamparanmu".
"Kamu memang semakin lama semakin pandai merayu".
"Aku serius Bryna".
"Terus kamu tinggal dimana selama kamu kuliah di sini? Asrama? Apartemen pribadi? Apartemen bersama?"
"Tinggal di jalan",sahutku.
"Gak mungkin banget, mana mungkin kamu tinggal di jalan".
Ku sandarkan punggungku di kursi yang ada di taman depan rumahnya yang luas dan aku menoleh ke arah Bryna, Bryna menaikan sebelah alisnya saat aku tersenyum tipis ke arahnya "aku tinggal dengan salah satu penduduk disini".
"Kok bisa?"
"Jadi gini....ada sebuah keluarga yang harus meninggalkan neneknya karena mereka ada tugas di luar negeri dan mereka menawariku tempat tinggal gratis asalkan aku merawat neneknya. Ya jelas aku mau dong dapat tempat tinggal gratis, lagian siapa sih yang bisa menolak barang gratis? Toh aku juga sekalian bisa lebih berlatih berbahasa Perancis sekaligus mempelajari budaya negara ini".
Ku sandarkan kepalaku di lengan Bryna dan ku tutup kedua mataku saat Bryna membelai pucuk rambutku "ku pikir kuliah disini tidak mahal, ternyata lumayan mahal juga walaupun aku dapat tempat tinggal gratis".
"Bukannya kamu bilang kalau kamu magang di sebuah industri pembuatan game?"
Aku mengangguk pelan "hum tapi tetap aja biaya hidup disini mahal Bryna. Bayangin aja ya koneksi internet kurang lebih 26 EUR per-bulan plus asuransi kesehatan 25 EUR per-bulan. Tapi aku sering memanfaatkan diskon untuk biaya transportasi dan makan karena aku seorang mahasiswa".
"Tapi uang kamu sekarang udah banyak tuh".
"Ya walaupun banyak, tapi tetap aja aku gak boleh terlalu boros juga".
Sebentar.... seperti nya aku melupakan sesuatu, janin di kandungan Bryna tuh apa sudah menjadi anak kecil yang menggemaskan?
Aku duduk sambil membuka mataku lalu memegang perut Bryna yang ramping "dimana adik Ellen yang ada di dalam perut kamu dulu?"
"Aku keguguran".
Deg
"Keguguran? Kok bisa Bryna?"
Bryna menghela nafas pelan "stress dan kelelahan".
Ku peluk tubuh kurus Bryna dengan erat "maaf karena aku tidak ada di samping kamu saat kamu..."
"Its okey Ken, yang lalu biarlah berlalu. Jangan membahasnya lagi".
Aku mengeratkan pelukanku di tubuh Bryna dan Bryna juga membalas pelukanku dengan erat.
"I love you",bisikku lembut tepat di daun telinga nya.
"Love you too".
Ku rasakan bibir lembut Bryna menempel di leherku dan aku tersenyum saat Bryna menghisap pelan kulit leherku.
"Mommy.... apa-apaan ini Mom?"
"Lepasin Mommy aku"
Aku menoleh ke belakang saat ada yang menarik lenganku sehingga aku melepaskan pelukanku untuk Bryna.
Kedua mataku berkedip pelan saat melihat Ellen yang semakin bertambah tinggi dan cantik. Ku lihat Ellen terlihat syok saat menatapku "Papa?"
"Papa masih hidup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomansaKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...