32

6.4K 908 79
                                    

"Apa gak bisa kita hilangin status persahabatan kita untuk hubungan yang lebih dekat dan intim?"

Deg

Jangan-jangan yang dikatakan Bryna waktu itu benar? Apa Stella benar-benar menyukaiku? Tapi kenapa dia bisa menyukaiku? Padahal dia hanya memanfaatkan ku untuk mengisi waktu luangnya aja dan dia juga nyuruh aku ini itu.

Cup

Tubuhku menegang saat bibir Stella yang lembut menyentuh permukaan pipiku cukup lama.

"Aku mencintaimu Ken",bisik Stella tepat di telingaku

Ternyata Bryna benar, Stella mencintai ku.

"Apa yang kamu cintai dari manusia banyak minus seperti ku Stella? Mungkin perasaan cinta yang kamu katakan padaku itu adalah sebuah perasaan sayang untuk seorang sahabat"

"Ken pleasee.....apa kamu pikir aku gak menyangkal perasaan ku buat kamu? Aku pernah menyangkalnya berulang-ulang kali Ken tapi perasaan ini real, aku mencintaimu"

Aku mundur beberapa langkah dan menatap kedua mata Stella dengan lekat "kamu itu straight, jadi gak mungkin banget kalau bisa kamu mencintai ku. Apa kamu lupa kalau mantan kamu itu sudah ratusan? Mungkin juga ribuan".

Stella menunjuk dirinya sendiri "aku memang straight tapi perasaan ku buat kamu itu yang membuatku tidak normal Ken"

Stella berjalan mendekat ke arahku dan menegang kedua bahuku, wajah kami benar-benar sangat dekat bahkan aku bisa merasakan nafas Stella menerpa wajahku "kamu sangat berarti buat aku Ken. Perlu kamu tau....gak ada yang bisa sabar ngehadepin aku selain kamu, gak ada yang bisa nurutin apa yang aku mau selain kamu, gak ada yang 24 jam selalu standby buat aku selain kamu dan bagaimana bisa lama kelamaan aku gak jatuh cinta sama kamu kalau kamu sangat care sama aku?"

"Kamu mau kan jadi pacar aku?"

Deg

Stella nembak aku?

"Apa kamu berniat menjadikanku korban mu selanjutnya?"

"Gak Ken, aku serius. Aku gak pernah sedikitpun mencintai ratusan mantan aku itu, aku baru pertamakali merasakan cinta itu ya sama kamu"

Drrrtttt

"Sebentar",ujarku pelan dan merogoh ponselku di saku celanaku lalu berjalan mundur untuk mengangkat telepon dari Bryna.

"Malam"

Deg

"Ya?"

"Apa kamu sudah tidur?",tanya Bryna di balik telepon

"Belum, ada apa?"

"Apa aku bisa masuk sebentar untuk melihat Ellen? Aku sekarang ada di depan rumahmu"

Astaga janda ini, kenapa dia malam-malam malah keluyuran sih? Apa dia lupa kalau dia itu hamil muda? Kalau dia dan janinnya di ganggu mahkluk halus gimana?

"Siapa Ken?", tanya Stella sambil mengernyitkan dahinya

"Bryna, dia ada di depan",sahutku

Aku segera berjalan keluar rumah dan menuju pintu gerbang. Ku lihat Bryna berdiri di samping mobilnya dan ku lirik om Han yang duduk di balik kemudi.

"Apa Ellen sudah ti...."

"Apa kamu gila?",tanyaku sambil melihat sekeliling ku yang sepi

"Gila kenapa Ken?"

"Masuk"

Ku pegang pergelangan tangannya dan menariknya masuk ke dalam rumah. Aku menghela nafas kasar saat melihat Bryna yang hanya memakai piyama tidur "apa kamu gila? Perempuan hamil itu gak boleh keluyuran malam-malam. Gimana kalau ada mahkluk halus yang ngikutin kamu huh?"

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang