"Kenapa mejamin mata? Ayo masuk ke rumah kamu"
Ku buka kedua mataku dan kulihat Bryna sedang menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinganya.
"Ayo Mom masuk"
Ellen menggandeng tangan Bryna untuk masuk kedalam rumahku, kedua mataku berkedip pelan saat melihat bekas kaki Bryna berwarna kecoklatan yang menempel di lantai rumahku.
Sebenarnya dia bisa gak sih mengusap-usap telapak kakinya di atas keset dulu? Perasaan ada keset banyak deh di belakang pintu rumahku.
Anehnya.... aku gak ingin mobilnya kotor, tapi malah lantai rumahku sendiri yang kotor. Nyebelin gak? Gak sih, biasa aja.
Ku ambil kain pel ku dan aku mulai mengepel lantai rumahku yang kotor sampai bersih. Ku lirik Ellen yang sedang tiduran di atas karpet sambil menonton televisi.
"Ken"
Aku menoleh ke samping, kulihat Bryna mengeluarkan kepalanya dari pintu yang dia buka sedikit. Tubuhku menegang saat melihat bahu Bryna yang sedikit terekspos.
"Baju...."
Ah iya lupa astaga.
Aku segera berjalan menuju lemari bajuku untuk mengambil setelan t-shirt oversize ku dan celana pendek milikku yang masih baru lalu ku berikan pada Bryna.
"Thanks"
Deg
Kurasakan jemari Bryna yang lembut menyentuh punggung tanganku saat ia mengambil pakaian dari tanganku.
Pintu kamar mandi kembali tertutup saat kedua mataku berkedip-kedip pelan.
"Laper Pa....buatin makanan dong"
Aku menunduk saat Ellen memegang pinggangku "kamu pengen apa?"
"Terserah Pa, yang penting enak"
"Okey"
Aku berjalan ke arah dapur dan mengambil seplastik tahu putih dari dalam lemari es.
Ku hancurkan tahu putih dan ku campur dengan tepung serbaguna lalu ku bentuk bulat-bulat.
"Papa buat apa?"
"Buat yang enak-enak, kamu tunggu aja sambil nonton tv sana"
"Oke deh"
Aku tersenyum tipis melihat Ellen berjalan pergi dan merebahkan dirinya di atas karpet.
Ku goreng tahu yang sudah ku kehancuran plus ku campur dengan tepung serba guna dan yang sudah berbentuk bulat-bulat.
Ku potong bawang bombai, bawang putih dan cabai rawit.
"Kamu masak apa Ken?"
Deg
Oh Tuhan..... lama-lama aku bisa jantungan beneran kalau jantung terus berulah seperti ini karena Bryna.
Aku menoleh ke belakang dan kulihat wajah Bryna yang sudah segar bahkan aku bisa mencium bau sabunku dari tubuhnya.
Bryna terlihat......seksi dengan memakai bajuku yang sangat kebesaran di tubuhnya.
"Ummm masak apa aja yang penting enak".
"Oh ya?"
"Hum"
"Kalau begitu aku mau lihat kamu masak, aku takut kamu nanti ngeracunin aku sama Ellen".
Ngeracunin mereka? Buat apa astaga? Sebegitu tidak percayanya dia sama aku? Kalau dia gak percaya sama aku mendingan mereka pulang aja dari tadi, kenapa masih disini coba? Apa dia gak sadar kalau ucapannya menyakiti hatiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomansaKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...