22

7.9K 1.1K 81
                                    

"Papa...."

"Hum?"

Ellen yang semulanya duduk kini tiduran dan menjadikan pahaku menjadi alas kepalanya. Aku menunduk saat Ellen mengambil tanganku dan meletakan telapak tanganku di pipinya

"Aku bingung Pa"

"Bingung kenapa? Kamu suka sama orang?"

"Ckk, aku gak suka sama bocil. Lagian aku bingung karena sebentar lagi Mommy ulang tahun"

Ya kirain dia bingung karena suka sama teman sebayanya, soalnya kan bocil jaman sekarang hoby pacaran. Aku aja yang udah berumur 24 tahun bisa kalah sama bocil yang kalau pacaran manggilnya 'Mama Papa', 'Ayah Bunda' atau 'Umi Abi'.

Bocil sekarang udah pinter pacaran, padahal dulu masa kecilku masih main kelereng, main egrang, main bekelan dan ngebolang. Lah bocil sekarang mainnya ke cafe sama pacar bocilnya

Dulu aku yang sering ngelihat orang dewasa pacaran waktu aku masih kecil, tapi saat aku dewasa tuh aku malah melihat anak kecil pacaran. Apa nasibku yang lahir di tahun shio macan tuh gini ya?

"Emangnya Mommy kamu ulang tahun yang keberapa?"

"30 tahun"

Ahhh jadi umurnya Bryna itu 30 tahun? Berarti jarak umur aku dan Bryna itu 6 tahun dong? Gak papa lah, cinta kan gak memandang umur. Teman sekolah dasarku aja nikah sama kakek-kakek yang udah pensiun. Walaupun kakek-kakek itu punya banyak kos-kosan, mobil, sawah dan rumah banyak sih.

"Kira-kira aku ngado apa ya Pa?",tanya Ellen

"Ya terserah kamu"

"Aku serius Pa"

"Aku dua rius"

Ellen mempoutkan bibirnya dan berdiri di depanku lalu menarik tanganku "ayo ke Mall Pa"

"Gak mau"

"Papa..... durhaka lho gak mau nurutin anaknya sendiri"

Heh? Dia bilang apa? Aku durharka gak nurutin anaknya sendiri? Lah emang Ellen ini anakku? Ellen kan anaknya si merk mobil

"Papa...."

"Paa"

Aku hanya diam saat Ellen terus mencoba menarik-narik tanganku dan aku hanya bisa menarik nafasku dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan saat Ellen menoel-noel pahaku yang terekspos sambil menunjukan wajah memelas seperti orang yang ditagih rentenir tapi gak punya duit buat bayar utang

"Ya udah ayo"

Ellen tersenyum lebar dan menarik tanganku keluar dari rumah "tunggu bentar woy, kunci motorku di dal....."

"Tenang aja Pa, kita naik mobilku"

"Naik mobilmu? Kan mobilmu dibawa pulang Mommymu"

"Mommy masih di luar"

Ku buka pintu gerbangku dan benar....mobil Ellen masih di luar. Tapi kok mobil itu gak pergi-pergi ya? Padahal aku dan Ellen di dalam sudah 1 jam lebih

Ellen berjalan keluar dan membuka pintu mobilnya lalu menarikku untuk masuk kedalam mobil

"Ellen, kamu....."

"Pak Han, ke Mall ya",pinta Ellen sambil duduk di antara Bryna dan aku

"Oke siap nona",sahut pak Han lalu menstarter mobilnya.

Ku dengar Bryna menghela nafas kasar dan kulirik Bryna yang sedang menatap anaknya "kamu tau kan kalau Mommy nungguin kamu, kenapa kamu gak keluar-keluar sih?"

"Ngapain keluar kalau di rumah Papa bisa makan rambutan?"

Tapi btw....Ellen mau nyari kado ultah Mommynya bareng Mommynya? Gak surprise dong ya, ah tauk lah. Pusing sendiri mikirin apa yang ada di otak Ellen, dia kan manusia yang tercipta dari protein. Tapi kira-kira berapa persen otaknya berapa ya? 20%? Ah gak mungkin deh, Albert Einstein aja yang 10% tapi udah keren banget

Sesampainya di Mall, Ellen langsung menarikku dan membawaku pergi keliling Mall. Pandanganku tertuju ke arah event KPop yang ada di Mall.

Aku berdiri di antara kerumunan dan menatap dance cover girl grup yang sedang tampil, kalau dari musik yang di mainkan itu sih Twice - Alcohol Free

Ya Tuhan....yang jadi Mina kenapa manis, cantik dan anggun banget sih? Minta foto bareng boleh gak ya? Tapi aku malu mau ijin ke dia buat minta foto bareng. Duh gimana ya? Pengen banget foto bareng

Kira-kira mimpi apa aku semalam ya? Kenapa aku bisa ngelihat yang bening-bening banget disini? Jarang-jarang aku ngelih yang bening-bening, apalagi yang jadi Mina, duh.....jadi pengen kenalan.

"Pa...."

Aku menoleh ke arah Ellen yag terlihat kesal dan ia langsung menarik tanganku untuk pergi dari kerumunan penonton acara event dance cover KPop itu.

Mahkluk berprotein ini emang kurang ajar, berani-beraninya dia mengganggu kesenangan ku untuk cuci mata

"Ellen, tunggu Mommy"

Bibirku terbungkam saat Bryna menggenggam tangan kanan Ellen sedangkan tangan kiri Ellen menggenggam tangan kananku

Jantungku berdegup kencang saat Bryna menatapku sekilas sebelum Ellen membawa kami ke arah toko yang berisi aksesoris perempuan dari tas, sepatu, dan aksesoris lainnya.

Ellen langsung memilih barang bersama Bryna  sedangkan aku memilih menunggunya di luar toko

Drrrtttt

Ku ambil ponselku yang bergetar di saku celanaku, dahiku mengernyit saat mengetahui kalau Stella menelfonku.

"Hallo"

"Ken, kamu ke aparte.....tunggu, kok di tempat kamu berisik sih? Kamu lagi dimana sekarang?"

"Lagi di Mall"

"Ngapain ke Mall Ken? Dan sejak kapan kamu jadi anak Mall?"

Kulirik Ellen yang sedang memilih kacamata sedangkan Bryna menatap ke arahku "aku beli jam"

Tuhan....maafkan aku yang sudah berani berbohong, semoga kebaikanku menemani Ellen kemari bisa menghapus dosa kebohongan ku.

"Jam? Tumben kamu beli jam tangan?"

"Gak beli, cuma lihat-lihat aja"

"Terus kenapa kamu bilang mau beli jam sih?"

"Mahal, terus gak jadi"

"Ya udah, lebih baik kamu ke apartemen ku dulu, aku punya oleh-oleh buat kamu"

Aku tersenyum manis "siap bos"

Klik

Aku segera pergi namun kurasakan genggaman lembut di pergelangan tanganku "mau kemana kamu?"

Deg

Bryna?

Aku menoleh ke belakang dan ku tatap pergelangan tanganku yang di pegang oleh telapak tangan Bryna yang lembut "mau pulang"

Bryna menaikan sebelah alisnya "pulang? Kamu mau buat putriku marah-marah lagi setelah kamu menghilang?"

"Bukannya kamu ingin aku jauh-jauh darimu? Kan aku sudah menuruti kemauan kamu. So... permasalahan nya apalagi sekarang?"

"Kalau begitu mulai sekarang kamu harus bersama putriku"

"Hah?"

"Ya kamu harus melayani putriku"

Melayani putrinya? Dia pikir aku pembantu atau pelayan di rumahnya? Dia pikir aku pengangguran yang gak punya pekerjaan?

"What?!!"

"Orang yang berpendidikan rendah seperti mu memang sulit untuk di ajak bicara, gak nyambung dan loading lama"

Ku tepis tangan Bryna dengan kesal dan aku pergi begitu saja dari hadapannya

Dia masih bisa menghinaku setelah aku baik dengan putrinya? Orang kaya memang gak tau balas budi, bangsat.

Lagian kenapa aku suka sama orang seperti itu sih?

Voted?
Komen?

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang