Bangun tidur, tidur lagi terus bangun dan tidur lagi. Enaknya bisa menikmati jadi pengangguran, bisa tidur dari pagi sampai malam.
Tapi gak terasa banget udah malam, padahal aku baru tidur tadi pagi setelah makan.
Drrrttt
Ku raba ponsel ku yang bergetar di meja dekat lampu tidur dan ku letakan buku komikku saat aku mendapatkan ponselku.
Pupil kedua mataku melebar saat melihat nama 'Bryna' di layar ponselku dan aku segera mengangkat panggilan dari Bryna.
"Um ha-lo"
"Ken...."
Bibirku terbungkam saat mendengar suara Bryna yang terdengar bergetar.
Bryna menangis?
"Bryna...kamu gak papa?"
"Hikss"
"Kamu dimana sekarang", tanyaku dengan khawatir dan aku segera berdiri lalu berjalan mengambil jaketku.
"Kamu dimana Bryna?"
"Rest area SPBU daerah xxx"
"Tunggu aku disitu, aku akan kesana sekarang".
Klik
Aku langsung berjalan menuruni tangga sambil fokus memesan ojek online setelah memakai jaket jeansku dan....
Gubrakk
"Aduhh",rintihku pelan saat kakiku tanpa sadar turun melewati 2 anak tangga dan aku berujung jatuh tengkurap di atas lantai.
Ngapain jatuh segala di saat lagi genting begini coba?
Kurasakan dahiku terasa cenut-cenut namun aku segera berdiri walaupun lututku masih terasa sakit.
Aku sekarang berada di depan pintu gerbang rumahku sambil mengelus-elus lututku, kulihat abang ojek sudah sampai di depanku.
"Pesanan atas na...."
"Mundur bang",potongku.
Ku ambil helm abang ojek dan memakainya "abang mundur aja, biar saya yang di depan karena ada pasien gawat darurat".
"Hah?"
Aku segera menarik abang ojek untuk mundur dan duduk di jok belakang motor maticnya lalu aku kini sudah berada di depan.
Ku gas motor matic abang ojek dengan kecepatan penuh dan kurasakan tepukan-tepukan cepat di punggungku "mas, pelan-pelan mas...saya masih ingin hidup".
Aku gak memperdulikan ucapan abang ojek dan memilih fokus menyalip truk, mobil, bus plus pemotor yang lainnya.
"Mas, hati-hati dong...saya masih pengen punya istri dua"
"AAAKKKKKK",teriak abang ojek saat aku mengarahkan motor ini di antara truk dan kontainer.
"KALAU GAK MAU KE AKHIRAT MENDING DIEM AJA BANG, SUARA ABANG FALES",teriakku ke abang gojek.
Ku belokan motor ini ala pembalap MotoGP saat memasuki SPBU dan ku hentikan motor tepat di belakang mobil Bryna.
Aku segera melepas helm dan memberi uang 50 ribuan "ambil aja kembaliannya bang, sengkyu".
Ku lihat abang ojek mengelus-elus dadanya dan aku memilih mendekati pintu mobil Bryna. Ku ketuk-ketuk kaca mobil Bryna yang berwarna gelap di kaca pintu mobil depan sebelah kanan.
Tiba-tiba pintu sebelah mobil Bryna terbuka dan aku segera berlari memutar ke samping.
Aku masuk ke dalam mobil Bryna dan ku tutup pintu mobilnya rapat-rapat. Ku lihat Bryna masih menangkup wajahnya menggunakan kedua tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In The Darkness (Completed)
RomanceKen tidak percaya bahwa dia jatuh cinta dengan janda anak satu. Hidupnya yang semula berantakan kini semakin berantakan setelah ia mengejar cintanya untuk perempuan janda anak satu yang terus acuh padanya. Namun Ken tidak menyerah dan terus mengejar...