20

7.9K 1.1K 56
                                    

"Kita mau kemana sih?"

"Ke pesta perusahaan rekan kerjaku"

Aku mengangguk-angguk dan Stella menoleh ke arahku lalu memegang kedua lenganku. Aku terdiam saat Stella merapikan dasiku "aku gak tau kalau kamu bisa sekeren ini kalau pakai jas"

Keren? Aku rasa mata dia rabun karena di dalam mobil ini gelap.

Pak sopir menghentikan mobil yang kami tumpangi di depan sebuah gendung megah. Ku lihat ke arah keluar jendela mobil, banyak mobil-mobil mewah yang berhenti untuk menurunkan para orang-orang kaya.

"Ayo turun"

Pak sopir membukakan pintu untuk Stella, Stella pun turun dan aku ikut turun. Aku menoleh ke arah Stella saat Stella merangkul lenganku dengan erat.

"Ini pestanya siapa sih?", tanyaku saat aku memasuki gedung yang sudah di penuhi orang-orang.

"Orang yang paling berpengaruh besar di bidang teknologi, nanti kita akan ketemu kok sama beliau".

Aku hanya mengangguk-angguk saat Stella membawaku menuju ke arah seorang pria bule tua dan jantungku tiba-tiba berdegup kencang saat melihat Bryna berdiri di samping pria bule tua itu. Mereka berbincang-bincang dengan para tamu undangan dan seketika aku menahan nafasku saat melihat senyum manis Bryna.

Dia tersenyum untuk orang lain, tapi kenapa aku yang jadi sesak nafas begini? Gimana aku bisa move on kalau jantungku masih berdetak gak karuan saat melihat nya?

"Hallo Mr.Wils", sapa Stella ke pria bule tua yang bernama Mr.Wils itu.

Mr.Wils tersenyum lebar dan langsung memeluk Stella "hallo Miss Stella".

Kulihat Mr.Wils mengecup pipi kanan-kiri Stella lalu tersenyum manis "akhirnya kamu datang juga".

"Tentu, saya pasti akan datang ke pesta anda Mr.Wils",sahut Stella dengan ramah

Stella menoleh ke arahku dan merangkul lenganku dengan lembut "oh ya Mr.Wils, dia kekasihku....Ken"

Heh? Kekasih? Sejak kapan aku jadi kekasihnya Stella? Apa sejak dia single terus di gak mau di anggap single oleh rekan-rekan bisnisnya? Mungkin aja sih, soalnya Stella pasti takut kalau orang-orang mengira bahwa gak ada pria yang tertarik dengannya. Padahal ada ratusan bahkan ribuan pria yang menjadi mantan kekasihnya

Mr.Wils mengulurkan tangan kanannya sambil tersenyum manis "saya Wils"

Aku membalas jabatan tangannya "Ken"

Mr.Wils tersenyum "tanganmu sangat lembut untuk ukuran laki-laki, wahh Stella sangat beruntung memiliki pria tampan dan lembut seperti mu"

Aku hanya tersenyum dan melepaskan jabatan tangan kami. Kulirik Bryna yang sedang menaikan sebelah alisnya.

"Dia putriku, Bryna", ucap Mr.Wils kepadaku dan Stella.

Stella mengulurkan tangan kanannya ke arah Bryna "hallo Miss Bryna, senang bertemu dengan anda".

"Tentu, senang juga sudah bertemu dengan anda Miss Stella",sahut Bryna sambil membalas jabatan tangan Stella lalu Bryna mengulurkan tangan kanannya ke arahku

Tubuhku menegang saat merasakan telapak tangan Bryna yang lembut menyentuh telapak tanganku dan menariknya kembali.

Entah kenapa malam ini Bryna terlihat sangat cantik, anggun dan mempesona. Mungkin aku move on nya lain kali saja, yang penting malam ini aku bisa menikmati dan memandang puas ke arah Bryna.

Stella kembali berbincang-bincang dengan Mr.Wils sedangkan aku memilih menatap Bryna karena aku gak paham percakapan Stella dan Mr.Wils, terkadang dia sesekali menanggapi perkataan Stella.

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang