28

7.3K 1.1K 97
                                    

"Jadi kamu gak pernah ciuman sama sekali?"

Ku buka kedua mataku dan melihat sorot kedua mata Bryna yang teduh.

"Pernah"

Bryna menaikan sebelah alisnya "oh ya? Dengan siapa? Jangan-jangan pertama kali ciuman kamu itu sama aku?"

Aku mengangguk pelan dan kulihat kedua mata Bryna membulat sempurna "seriusan?"

Aku mengangguk lagi dan Bryna kini menjauhkan wajahnya dari wajahku "aku gak lagi bercanda lho tanya nya"

"Jawaban aku juga gak lagi bercanda"

"Oh my God, aku menodai anak orang. Aku benar-benar minta maaf, aku gak tau kalau...."

"Apa sekarang aku boleh gantian menciummu?"

"Kenapa kamu ingin menciumku? Kamu mau mempermainkan aku atau...."

"Aku menyukaimu Bryna"

Bryna mundur beberapa langkah, dia terlihat kaget dengan ucapanku bahkan aku sendiri gak percaya kalau aku menyatakan perasaan ku padanya.

Bryna tiba-tiba tertawa dengan keras "pftt hahaha kamu pikir aku percaya dengan ucapanmu Ken? Kamu itu hahahaha astaga, lucu sekali"

Aku menggeleng cepat dan memegang kedua bahu Bryna dengan erat, ku tatap lekat kedua matanya "aku benar-benar menyukai mu Bryna, aku mencintaimu"

Raut wajah Bryna berubah datar yang membuatku takut "apa kamu sadar akan ucapanmu tadi?"

"Aku sa-dar"

"Apa selama ini kamu gak sadar kalau ada perempuan yang menyukai kamu? Dia yang lebih cantik dari aku, dia lebih kaya dari aku, dia lebih sempurna dari aku bahkan dia masih berstatus single dan bukan bekas siapapun"

Dahiku mengernyit bingung dan aku berfikir sejenak untuk mengingat-ingat perempuan yang suka sama aku "maksud kamu siapa? Gak ada perempuan yang suka sama aku"

"Ada, coba kamu ingat baik-baik lagi"

Siapa sih? Tante Rosa? Tapi tante Rosa kan udah bersuami.

"Gak ada Bryna. Gak ada perempuan yang suk...."

"Stella"

Aku sontak menahan tawaku "pfttt Stella? Kenapa kamu bisa berfikiran kalau Stella suka sama aku?"

"Apa kamu tidak melihat tatapannya? Tatapannya itu menunjukan bahwa dia sangat menyukaimu"

Ku tarik nafasku dalam-dalam dan aku kini menghela nafas pelan "sudahlah Bryna. Kalau kamu tidak enak hati karena ingin menolakku itu gak papa, tapi jangan bawa-bawa nama Stella. Aku dan dia cuma sahabatan, lagian aku bakalan sadar diri kok kalau kamu menolakku. So....tenang aja okey"

Aku berjongkok di depannya untuk mengambil baju basketku yang jatuh lalu berdiri di depannya lagi sambil menyodorkan baju basketku kepadanya "kamu pakai ini aja, ini baju basketku masih baru dan belum pernah di pakai"

Bryna menatap baju basketku yang ada di genggamanku dan ia menghela nafas pelan saat mengambil baju basketku lalu masuk kembali ke kamar mandi.

So.... Aku sudah memutuskan bahwa aku di tolak Bryna karena Bryna benar-benar tidak mengatakan apapun saat aku menyatakan perasaan ku padanya. Tapi gak papa, walaupun terasa menyakitkan tapi tidak sesakit saat aku melihat nya bersama pria merk mobil itu. Lagian secara fisik, harta dan tahta pun aku kalah sama dia. Mantan suami Bryna aja seorang dokter, masak Bryna mau sama asisten CEO yang ngelamar kerjanya pakai jalur orang dalam seperti ku. Impossible

Aku berjalan ke dapur dan membuatkan teh hangat untuk Bryna. Ku bawa secangkir teh hangat ke arah Bryna yang sudah duduk di sofa. Bryna terlihat lucu menggunakan pakaian basketku dan aku seketika mengalihkan pandanganku saat melihat ada yang menyembul di balik baju basketku yang Bryna pakai.

Light In The Darkness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang