38

883 150 21
                                    

Kendati menonton televisi---menayangkan salah satu podcast YouTube sebenarnya, tetapi Surya justru fokus dengan iPad-nya. Sampai-sampai dia tak menyadari jika Yasna duduk di sebelahnya dan memindahkan tayangan video ke podcast lain. Semakin ditonton, rasanya semakin mengganggu pendengaran Yasna. Atau mungkin Surya juga. Sebab dia yang tadinya fokus pada iPad kini mencuri lirik ke arah istrinya, baru menyadari keberadaannya di sana.

Surya memutuskan untuk melanjutkan bacaannya nanti dan menyimpan gadgetnya di atas meja. Lelaki itu memperbaiki posisi duduknya agar Yasna bisa pindah dari bean bag ke sebelahnya. Mereka memang sudah kembali ke Yogyakarta sore tadi dan kini sedang berleha-leha di ruang keluarga.

"Kenapa nonton ini, Na?"

"Penasaran aja. Di twitter lagi trending topik soalnya," seloroh Yasna walau sedetik kemudian bibirnya agak menganga lantaran terkejut. Pasalnya, podcast yang dia tonton menampilkan perempuan yang mengaku pernah berselingkuh dengan suami orang lain. Perkataannya mengarah pada satu nama selebriti tanah air sehingga memunculkan banyak spekulasi. Dia sendiri enggan tergiring opini atau turut bercocoklogi seperti kebanyakan netizen. Namun dia hanya mampu berkomentar, "Jahat banget rasanya."

Surya hanya merangkul pundak istrinya dan mengelusnya pelan, berusaha menenangkan. Surya sendiri sebenarnya enggan menonton tayangan seperti itu. Selain tidak tertarik, dia merasa konten tersebut kurang mengedukasi dan menyia-nyiakan waktunya. Kalau boleh memilih, dia lebih baik membaca jurnal atau novel saja sekalian---terutama ketika perempuan dalam tayangan video itu menceritakan urusan ranjangnya dengan si suami orang. Pasalnya hal itu pasti membuat istrinya kian overthinking. See? Saat ini perempuan di sebelahnya tengah menutup telinga.

"Na, kita tonton yang lain saja, ya," ajak Surya lembut.

"Tapi aku masih penasaran," jawabnya setengah mencicit. Surya hanya mampu geleng-geleng kepala walau tak berhenti mengelus lengan istrinya. "Mas, kok aku merasa dia gak benar-benar pingin minta maaf, ya?"

"Saya juga merasa begitu. Tapi kita ngga pernah tahu isi hati orang, kan? Mungkin aja dia memang tulus."

"Kupikir, akan lebih baik kalau minta maaf ke istri pasangannya secara tatap muka daripada cerita-cerita di media. Memang bisa saja tujuannya untuk bikin si lelaki jera, tapi yang kukhawatirkan, anak-anaknya menonton video ini dan jadi trauma," ungkap Yasna. "Bahkan mungkin bisa saja istrinya itu udah tahu tabiat suaminya tapi berusaha menekan rasa sakitnya hanya agar image-nya tetap bagus di mata anak-anak. Hal-hal kayak gini tuh bisa mengubah pandangan dan pola pikir anak bukan hanya terhadap ayahnya, tetapi juga terhadap cinta dan pernikahan. Dan perempuan ini kayak ngga memikirkan itu."

Surya tak tahu harus bagaimana menjawabnya. Dia sepenuhnya menyadari jika perkataan istrinya itu sebagian merupakan representasi isi hatinya. Namun rupanya Yasna belum selesai bicara.

"Belakangan berita perselingkuhan ada dimana-mana. Mulai dari musisi luar negeri sampai selebriti tanah air. Mulai dari selingkuh sama perempuan, selingkuh plus KDRT, uh... pokoknya banyak. Kenapa sih orang-orang pada selingkuh?"

"Karena mau dan bisa," sahut Surya. "Kalau ngga mau dan ngga bisa, seseorang gak bakal selingkuh. Selingkuh tuh butuh effort; harus bohong ke pasangan, harus meluangkan waktu dan uang lebih buat ketemuan, bahkan harus melakukan hal-hal lain agar tak ketahuan. Baru diucapin aja udah bikin capek."

"Awas aja kalau Mas justru selingkuh di belakangku!"

"Saya sama sekali ngga kepikiran ke sana," jawab Surya. "O ya, waktu awal-awal menikah dan Nana mengajukan syarat-syarat itu, saya sebenarnya ingin menawarkan postnuptial, semata-mata untuk melindungi Nana dan ngga bikin Nana khawatir. Nana mau bikin syarat-syarat itu menjadi perjanjian secara tertulis?"

[Bukan] Lelaki IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang