Dua koper sudah berpindah ke bagasi. Ditambah koper kecil milik Lukas. Lelaki itu tentu saja mengikuti Surya, terutama jika kepergiannya menyangkut urusan Foodie. Saat ini dia duduk di kursi penumpang depan, menemani Mario yang mengemudi. Sementara Surya dan Yasna duduk bersebelahan di belakang. Persis seperti ketika mereka pulang dari rumah sakit dulu. Bedanya, sekarang mereka berniat menuju bandara. Tiket pesawat dan paspor mereka sudah aman di dalam tas.
Seperti biasa, Mario dan Lukas mengobrol panjang lebar. Berusaha mengalahkan alunan musik pop yang diputar Lukas beberapa saat lalu. Sesekali, Yasna juga ikut mengajak Surya mengobrol meski hanya ditanggapi lelaki itu dengan anggukan atau gelengan kepala.
Mobil mereka membelah jalanan dengan kecepatan pelan, lalu tiba-tiba motor butut dari arah belakang berusaha menyalip. Penumpang belakang motor itu mengayunkan sebilah besi ke kaca jendela di samping Yasna. Yasna refleks memekik, sementara Surya segera membawa perempuan itu lebih merapat ke arahnya. Mario segera menginjak rem dan menepi, beruntung pagi itu jalanan masih sepi, tetapi dua pengendara itu masih berhasil melemparkan batu seukuran kepalan tangan ke dalam mobil. Lagi-lagi mengenai Yasna.
Mario mengumpat sebelum melompat turun, dia menyempatkan diri memotret kedua pelaku meski hasilnya blur. Sementara Lukas melirik ke belakang, kondisinya tidak terlalu baik. Pecahan kaca berserakan di jok belakang. Lalu begitu melirik salah satu di antara penumpang belakang, Lukas tak dapat menahannya.
"Darah. Yo! Mario!"
Kendati berusaha untuk tenang, Surya tak bisa menampik rasa khawatirannya. Terbukti dari jemarinya yang bergetar ketika mengusap darah dari kening Yasna, juga goresan-goresan kaca di pipi perempuan itu. Bibirnya bahkan ikut-ikutan meringis. Tak membutuhkan waktu lama bagi Mario tancap gas ke rumah sakit terdekat.
Seakan tak memberikan waktu bagi Surya untuk bernapas tenang, tukang kebun paruh waktu di rumahnya mengabarkan berita duka. Kebakaran kecil melahap dapur rumah. Tetapi bukan itu yang membuat darah Surya seakan mendidih, kondisi Bibi Nia cukup parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
"Surya, kita bisa reschedule jadwal ke New York atau meeting secara daring."
Surya menggeleng, "Kamu harus memastikan sesuatu di sana."
"Benjamin bisa mentransfer uangnya."
"Ada seseorang yang harus kamu amati di sana."
Kendati masih tidak mengerti, Lukas tak membantah. Ia juga tak ingin membuat Surya berada di luar ruangan sementara pikirannya jelas berada di dalam IGD. Dia bergegas bersama Mario dan membiarkan Surya kembali menemani Yasna.
"Goresannya nyaris mengenai mata," komentar itu membuat Surya melangkah lebih dekat ke arah velbed. "Apa tadi ada serpihan yang mengenai mata?"
Yasna menggeleng, "Saya refleks memejamkan mata."
"Tolong periksa saja, Dok," pinta Surya. Kekhawatirannya dibahasakan hanya sebatas itu, juga dengan jemari yang mengelus punggung tangan istrinya pelan. Sebenarnya Surya tidak suka skinship, terutama jika ada orang lain di sekitar mereka berdua. Tetapi ia jauh lebih tidak pandai membahasakan perasaan dengan kata-kata.
Surya mengamati bagaimana dokter itu telaten memeriksa kedua mata istrinya sebelum mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Selesai dari ruang IGD, Surya mengajak Yasna ke kantin. Selain untuk membeli minum, ia juga harus menunggu Mario kembali dari bandara. Sepasang mata Surya lebih awas pada sekitar, seringnya jatuh kembali pada wajah Yasna yang kini kening dipasang perban dan pipinya tercetak lebam. Keadaan itu tak membuatnya kesulitan menikmati teh kemasan.
"Mas nggak apa-apa batal ke New York?" Surya menggeleng. "Padahal Mas bisa tetap berangkat ke sana, aku aja yang batal."
"Saya gak akan tenang," jawabnya. Surya bangkit untuk mengambil susu full cream dari atas etalase dan duduk kembali sebelum menikmatinya. "Rumah kita kebakaran. Bibi juga masuk rumah sakit."
![](https://img.wattpad.com/cover/230807786-288-k159967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Lelaki Idaman
Ficción GeneralSekuel [Bukan] Wisma Impian - Yasna Malaika Yumnaa Udah, baca aja. Alurnya gak kayak BWI, hehe. Insha Allah akan update tiap hari Jum'at dan Minggu. Foto: @jan.taavi