bab 19

2.4K 197 22
                                    


Hari ke tiga adel menjemput chika kesekolah . Ia yang sudah mulai terbiasa bangun lebih pagi dari biasanya.
Hari ini pun ia kembali bersemangat untuk pergi agak awal dari biasanya.

Shani dan teddy tampak heran melihat perubahan adel yang beberapa hari ini selalu berangkat lebih awal dari bisanya.
Sampai-sampai kadang-kadang ia tak sempat sarapan dirumah.
Dan pagi ini Shani tampak lebih pagi dari biasa nya menyiapkan sarapan supaya adel bisa sarapan bersma dengan ia dan teddy.

Saat dimeja makan pun adel tampak buru-buru menyuapi makanan nya sambil melihat jam dilayar handphone nya.
"Papa lihat-lihat beberapa hari ini kamu selalu berangkat sekolahnya lebih awal dari biasanya. Jangan-jangan jemput gebetan nya ya" Tebak teddy yang membuat adel hampir te sedak saat baru saja menyuapi makanan nya .

"Papa jangn suka sotoi deh. Adel cuma jemput teman kok" Jelas adel yang langsung meraih gelasnya untuk minum.

"Teman itu bisa jadi demen lo" Ucap teddy.
Shani hanya tersenyum  mendengar kedua nya berdebat kecil.
"Yang ngga mungkin jadi demen papa! Yang adel jemput itu teman cewek pa bukan teman cowok. Lagian ngga mungkin kalau anak gadis mu ini yang jemput cowo".

" Haha papa kira teman cowok. Ya kalau teman cewe ya jangan jadi demen lah cukup teman"tegas teddy membuat adel merasa was-was di hati nya.

"Justru itu yang adel takutkan pas.soalnya adel ngerasa aneh ngga karuan perasaan nya kalau udah dekat kak chika" Gumam adel dalam hatinya.

"Ya engga lah papa. Ya udah adel pamit dulu. Ntarr takut macet ".
Ia pun langsung mencium kening papa dan mama nya secara bergantian dan menjabat tangan  salam kepada kedua orangtua nya.
Lalu ia pun segera pergi untuk menjemput chika.

Saat sudah sampai  didepan halaman rumah chika bodyguard yang sudah hapal dengan adel pun langsung membukakan pagar.

"Selamat pagi pak" Sapa adel.

"Selamat pagi juga" Balas nya.

Chika  yang tadi nya sedang duduk dimeja makan menikmati segelas susu ia juga langsung hapal mendengar motor adel yang memasuki halaman rumahnya.
"Maa chika pergi dulu ya. Teman chika udah datang jemput". Pamit nya dan langsung menjabat tangan salam dan menciun tangan mama nya.
Sedangkan papa chika doni sedang ke luar kota .

" Kenapa ngga suruh masuk aja. Kenalin sama mama. Mama kan mau  kenalan dan lihat calon mantu mama"pinta aya membuat chika tampak kaget .

"Calon mantu, calon mantu. Itu temn chika yang suka jemput chika pakai motor cwek ma. Adek kelas nya chika. "

"Lah mama kira cowok dek. Hahaa habisnya mama lihat beberapa hari ini kamu tampak semangat banget kalau dengar suara motor  pas dia datang jemput kamu".

" Haha mama ada-ada aja. Maka nya tanya dulu dong sama chika? Jangan main persepi gitu deh".

"Haha iya juga sih .ya udah mending buruan  pergi takut kalian terlambat. Kasian juga teman mu sudah menunggu diluar" Titah aya dan chika pun langsung menemui adel di luar.

Chika tampak tersenyum saat melihat adel sudah menunggu nya diluar namun tiba-tiba  saat melihat adel juga tersenyum ia mengingat bahwa semalam adel tak membalas chatan nya lagi seketika itu wajah chika pudar dari senyuman nya dan kini beralih cemberut.

Ia menghampiri adel dengan wajah  ditekuk nya yang membuat adel bertanya "kenapa muka nya kok cemberut? Lagi pms ya atau ngga dikasi uang jajan lebih" Ledek adel saat chika sudah ada di depan nya.

"Apaan sih sotoi banget jadi orang. Udah ayo pergi" Ketus chika kesal.

"Dihh gitu aja marah. Ya udah sini " Pinta adel yang ingin melakukan kebiasaannya memakai helm ke kepala chika.namun kali ini chika menolak dan mengambil helm di tangan adel.
"Ngga usah. Gue bisa sendiri " Tegas chika yang langsung naik ke atas motor adel.

Rasa Yang Salah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang