Bab 5 Bagian B:
Pernikahan Belinda•••••
Boas keluar dari kamar dan hendak masuk ke lift, namun niatnya tertahan ketika seorang gadis cantik yang tengah mencuri perhatiannya berdiri dengan menyandarkan tubuhnya di dalam benda berbentuk kubus itu.
Selangkah maju, Naomi terjauh dihadapan Boas dengan air mata yang membahasi kedua pipi, dan hidungnya memerah. Jangan tanyakan maskara yang kini menghitam bersama aliran air mata.
“Naomi? Kamu kenapa?” tanya Boas seraya menaruh kepala wanita itu di dadanya yang bidang.
“Sakit.” Naomi berseru lirih. Tubuhnya yang kecil, tampak ringkih dalam dekapan Boas.
“Kamu mabuk berat!” Boas mendesis marah. Apa jangan-jangan karena Naomi melihat mantannya tadi di pesta? Boas sendiri tidak paham kenapa pria bajingan itu ada di sini.
Boas segera membopong tubuh mungil itu kembali ke depan kamarnya. Namun, setibanya di sana, ia kebingungan dengan kunci kamar Naomi yang tidak ada di genggaman perempuan itu.
“Kamu taruh dimana kuncinya?" tanya Boas sekali lagi seraya membenarkan pelukannya, agar Naomi merasa nyaman.
“Di Odette,” jawab Naomi pelan, tak bertenaga.
Boas berdecak kesal. Mau tidak mau, Naomi harus dibawa ke kamarnya. Tanpa pikir panjang, ia membuka pintu kamarnya dan segera membaringkan Naomi di atas ranjang.
“Insulin? Mana insulin? Gue butuh!” seru Naomi sambil berusaha bangkit dari ranjang king zise berwarna putih.
Boas yang sedang membuka jas hitamnya, segera berjalan mendekati Naomi. “Insulin?” tanya Boas bingung. Apa jangan-jangan, “Kamu diabetes?”
“Iya!” jawab Naomi gelisah. Gadis itu terlihat linglung. Antara pusing akibat alkohol dan membutuhkan insulin.
Boas terbelalak beberapa saat. Cukup kaget mendengar fakta tersebut. “Diabetes tipe 1?” tebak Boas yang diangguki Naomi.
Segera, ia mendudukkan Naomi dengan baik, dan menghubungi pihak hotel untuk memesan makanan, lebih tepatnya karbohidrat. Tidak lupa ia menghubungi Odette untuk membawa kunci kamar Naomi. Untungnya ia mengetahui akun media sosial gadis itu, siapa juga yang tidak mengenal selebrgam Odette Putri.
Hal terbaik yang bisa dilakukan Boass adalah memantau kadar glukosa darah Naomi secara teratur saat ini. Oleh karena itu, Naomi perlu mengonsumsi insulin saat sedang ada alkohol di tubuhnya--Boas juga perlu berhati-hatilah karena tubuh penderita DM seperti Naomi yang sedang mengkonsumsi alkohol mudah membuat kesalahan penilaian, bahwa alkohol meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia, sehingga jangan tergoda untuk menyuntikkan terlalu banyak insulin.
Alkohol dan hipoglikemia juga bisa menjadi kombinasi yang berbahaya, terutama pada malam hari. Orang yang menggunakan insulin dapat meninggal akibat hipoglikemia pada malam hari setelah minum alkohol jika tindakan pencegahan tidak dilakukan agar kadar gula darah tidak terlalu rendah.
Usai mengonsumsi minuman beralkohol, penderita DM penting untuk mengonsumsi karbohidrat yang cukup sebelum tidur. Maka, Naomi butuh menerima suntikan insulin jangka panjang sebelum tidur, ia perlu melakukan suntikan ini dan memastikan sudah mendapatkan cukup karbohidrat untuk mencegah terjadinya hipoglikemia¹. Ketahuilah bahwa penting untuk tidak melewatkan suntikan malam hari karena tubuh akan mulai melepaskan keton yang secara signifikan dapat meningkatkan risiko terjadinya ketoasidosis².
Mungkin jika orang lain sedang ia rawat sekarang, Boas tidak panik ini, dalam artian sosok yang terbaring ini memiliki posisi berbeda. Ah, Boas melonggarkan dasi di lehernya.
Tiba-tiba Naomi bangkit dari ranjang dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Setibanya di depan wastafel, ia memuntahkan cairan, dan makanan. Sialnya, Naomi yang masih mabuk tidak sadar jika pakaiannya terkena muntahan.
Boas yang sejak tadi berada di samping perempuan itu mentahan rambut Naomi agar tidak terkena muntahan di wastafel dan menggosok punggungnya dengan lembut. Barulah setelah merasa baikan, ia membantu Naomi kembali ke tempat tidur dan berbaring.
Sekarang Boas menautkan kedua alisnya, kerutan itu terlihat jelas di dahinya ketika mata cokelat itu menilik pakaian Naomi yang kotor. Terjadi perang batin dalam benak Boas. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Mengganti pakaiannya atau membiarkan saja seperti itu? Menarik rambut kasar, ia pun memutuskan untuk menghubungi pihak hotel untuk membantu saja.
Ia tidak bisa melakukannya sendiri. Selain tidak percaya imannya sendiri ketika melihat apa yang ada dibalik pakaian perempuan itu, Boas juga paham, pasti Naomi akan marah besar jika mengetahui ia melakukan sesuatu yang menurutnya krusial--mengganti pakaiannya--tanpa seizinnya dan dalam keadaan mabuk.
To be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)
Romance"Kalau kamu enggak mau serius sama saya, bilang dari awal Naomi. Jangan buat saya jadi seperti ini." Itulah kalimat terpanjang yang Boas ucapkan. "Hal yang paling bikin aku kecewa adalah, kita sama-sama belum dewasa dalam pernikahan ini." -Naomi. ...