Bab 4 Bagian C:
Swapped Bag
••••
Naomi menghela napas lelah. Mencoba untuk memenangkan diri atas segala musibah yang menimpanya akhir-akhir ini bagaikan gempa susulan yang tiada hentinya. Dosa apa yang ia berbuat? Mengapa sekarang tasnya tertukar.
"Ini tas siapa, ya Tuhan." Rasanya ia ingin menangis sekarang.
Demi Tuhan, ia membutuhkan kopernya itu. Naomi butuh insulin. Di mana sekarang ia mendapatkannya? Merebahkan diri di atas ranjang hotel yang seharusnya nyaman beberapa saat lalu akan tetapi berubah menjadi ranjang kaktus sekarang.
Coba dicek di tempat lain, mungkin ada data pribadi pemilik tas ini? Maka, tanpa pikir panjang Naomi membongkar isi tas tersebut.
"Dapattt!" seru Naomi bahagia. Ia menemukan foto seorang anak kecil bernama Anastasya, berserta nomor teleponnya di sana. Lucu sekali. Jika dilihat dari kerapihan menulis, ini seperti tulisan anak SD, tapi lembaran di foto itu anak kecil berusia 4 tahun. Ah sudahlah, masa bodoh.
Tiba-tiba pintu kamar Naomi diketuk. Sudah pasti itu Odette, tidak mungkin Belinda karena gadis itu sedang bersiap-siap untuk hari bersejarah dalam hidupnya. Segera ia bergegas membukakan pintu untuk sang sahabat tercinta.
Tampak di hadapannya memang benar Odette, namun ia tidak sendirian, melainkan bersama seorang anak kecil cantik yang rambutnya di kepang dua.
"Hai cantik, siapa nama kamu?" tanya Naomi sambil berjongkok, lalu melirik Odette dengan tatapan penuh tanya. Tidak lucu, kan, jika tiba-tiba sahabatnya yang paling cantik dan manis ini berkata gadis berusia batita ini anaknya dari suger Daddy.
Shut up, Naomi. Batinnya.
Jika dilihat lama, wajah gadis itu tidak asing. Tapi dimana ia melihatnya. Ah! Naomi terbelalak lebar mengingat foto yang tadi dilihatnya. Demi apa?
Bersamaan dengan itu pintu kamar hotel di hadapan Naomi terbuka lebar, menampilkan tubuh kekar seorang pria yang berpakaian santai.
Ternyata banyak sekali kejutan yang Naomi temui sekarang. Benar adanya, dunia manusia memang selebar daun kelor. Apa dunianya akan berakhir sebentar lagi? Kenapa harus dirinya bertemu dengan pria menyebalkan itu? Di sini? Di hotel yang sama? Di hadapannya? Tenggelamkan saja Naomi sekarang di gurun pasir.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Boas pelan dengan dahi mengernyit, alih-alih menyapa mereka bertiga.
Sambil berdiri dari posisi jongkoknya. Naomi berseru dengan sombong. "Nyari jodoh, sugar daddy, duda hot, kaya raya, dokter! Mau gue ajak nikah. Kenapa emang, Om?"
"Daddy!" seru si anak kecil itu, seraya memeluk pria yang dipanggilnya dengan sebutan Daddy barusan. Iya, Boas adalah Daddy, anak kecil bernama Anastasya itu.
Odette mendekati Naomi dan berbisik halus. "To be honest, dia duda hotss, tajir melintir tujuh turunan, Omi, njir."
What the fuck? Naomi mengigit bibir bawah. Sialan.
"Aneh," tembak Boas dengan seringaian halus.
Seketika Naomi merinding dibuatnya. Ya Tuhan, dirinya benar-benar memalukan sekarang. Dan apa tadi? jika Anastasya adalah Daddy pria itu, maka tas yang ada di dalam sana adalah milik Boas?
Double shit! Energi Naomi benar-benar terkuras habis-habisan. Maka, demi mempersingkat semua kejadian menyebalkan bin aneh ini, ia berseru, "Tas kita ketukar Om."
"Oh? Tas kamu berarti yang ada di saya. Tunggu bentar sa ambil." Boas kemudian menggendong Anastasya untuk masuk ke dalam kamar.
Hal yang sama dilakukan Naomi, kecuali mengangkat Odette seperti Boas menggendong Anastasya. Gila saja, yang ada dirinya langsung dibawa ke UGD.
Naomi menyodorkan tas Boas dengan malas-malasan. "Nih, Om, tasnya."
Ingat, ya, Naomi masih sangat malu dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Ia tidak ingin berlama-lama menampakkan dirinya bagaikan komedi putar.
"Lain kali lebih hati-hati." Peringkatnya dengan penuh penekanan.
"Iya, Om, maaf."
"Im not your uncle." Boas memprotes. Ia tidak suka mendengar kata Om, kesannya ia benar-benar sudah tua. Walaupun aslinya memang sudah tua.
"Tapi Om kan udah punya anak. Anak Om, itu seharusnya jadi adik gue, lho." Naomi tetap kukuh, menurutnya, tidak ada yang salah.
Odette yang melihat perdebatan kecil di antara mereka, pamit undur diri ke kamar Naomi untuk beristirahat sejenak.
To be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)
Romance"Kalau kamu enggak mau serius sama saya, bilang dari awal Naomi. Jangan buat saya jadi seperti ini." Itulah kalimat terpanjang yang Boas ucapkan. "Hal yang paling bikin aku kecewa adalah, kita sama-sama belum dewasa dalam pernikahan ini." -Naomi. ...