🍊 [3A] Losing The Wallet

786 46 6
                                    

Bab 3 Bagian A:
Losing The Wallet

Boas mengangguk samar tanpa sadar ketika hippocampus¹ membuat saraf-saraf di otaknya bekerja, memutar kilas balik kenangan seminggu lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boas mengangguk samar tanpa sadar ketika hippocampus¹ membuat saraf-saraf di otaknya bekerja, memutar kilas balik kenangan seminggu lalu.

[1 = Hippocampus adalah organ pada bagian otak yang berbentuk kuda laut melengkung. Fungsi dari hipokampus di antaranya adalah menjaga memori, membantu pembelajaran, penunjuk arah, dan membantu pembentukan persepsi.]

Perempuan patah hati, right? Sangat berbeda, namun tetap saja masih membekas baik di kepala Boass meskipun riasannya hilang, juga gaun cantiknya itu yang berbuah menjadi kaos oblong berwarna hitam dengan gambar topi jemari milik Luffy. Sayang sekali, sangat kontras dengan keadaan perempuan patah hati kala itu.

Setelah beberapa saat terdiam. Boas yang bosan, tidak ada teman berbicara pun angkat suara. “Thunderhead, Neal Shusterman.”

Berharap ada sahutannya didengar Wanita Paha Hati. Namun, setelah satu satu menit berlalu, perempuan itu masih fokus pada buku di hadapannya.

“Bab awal memang membosankan. Saya hampir tertidur di rumah sakit karena membacanya. Tapi end—”

Ssttt ..., No spoiler please. Gue tahu endingnya lebih bagus daripada Scythe. Walau plotnya sedikit lebih pelan dari Scythe, tapi semua plot yang dihadirkan benar-benar dipikirkan sama Neal Shusterman. Sementara Citra di sisi sana melakukan perlawanan politik untuk kebebasan Sycthedom, Rowan ada di sisi satunya lagi untuk membantai para Sycthe yang jahat. Keren, kan?”

Garis halus hadir di sudut bibir Boass. Apa harus spoiler dulu, baru digubris? “Masing-masing karakter ditulis dengan baik sesuai dengan porsinya.”

Naomi mengubah posisi duduk. Walaupun wajahnya masih daftar dan ragu menjawab ucapan Boass. Namun, disahuti juga. “Kedua storyline karakter utama di novel ini juga menempuh jalan yang berbeda. Cinta dan Rowan nyaris tidak berinteraksi satu sama lain, tapi mereka masih terikat satu sama lain, meski mereka enggak mengakuinya, sih. Gue perifer suka Rowan dan Citra yang seperti ini, karena itu artinya mereka lebih dewasa dan tahu prioritas masing-masing. Juga enggak ada romansa cheesy yang dipaksakan dalam buku ini.”

Anti romantic? Sounds good. Literally, terlibat emosi yang dimana cinta itu menyusahkan. Contohnya, seorang gadis menangis setelah patah hati di sebuah kafe satu Minggu yang lalu.”

Air wajah Naomi berubah drastis, garis lurus bibirnya, juga mata yang menyipit, menunjukkan bahwa ucapan Boass sangatlah salah.

“Jangan bicara sama gue lagi.” Setelah itu Naomi membelakangi Boass.

Pria menyebalkan itu! Naomi mengumpat dalam hati. Padahal ia sudah sedikit berbaik hati membalas ucapannya, malah berakhir seperti ini. Kenapa pula, pria itu masih mengenalinya, apa tampangnya kurang gembel?

Sementara itu, si pria malah terdiam sesaat. Apa salahnya? Ia hanya berbicara fakta, kan?

Sorry. Saya enggak ada maksud mengungkit kejadian satu Minggu lalu. As it happens, adik sepupu saya juga diputusin Minggu lalu di cafe.” Ini bukan mengada-ada kejadian, tapi kenyataan, adiknya, Siska juga mengalami hal yang sama dengan Wanita Patah Hati.

Tidak ada tanggapan. Baiklah, Boass akan diam. Ia  kembali memfokuskan diri untuk terpejam, menikmati beberapa jam lagi untuk sampai di Jeddah, dan transit selama tiga jam, sebelum lanjut dengan maskapai Singapura ke Paris.

Boass tidak sabar melihat malaikat kecilnya, Kesya lagi setelah dibawa pergi sang adik ke sana, untuk menghadiri pernikahan sepupu mereka.

Melirik lagi ke seberang, si Wanita Patah Hati masih membelakanginya.

Boass kemudian mengeluarkan tablet iOS dari tas di sampingnya. Jarinya dengan lihai bergerak-gerak, hingga berhenti pada sebuah jurnal berlogo IDI di samping kiri atas. Membaca tentang Penggunaan Lidokain Intravena untuk Adjuvan Obat Analgesik pada Operasi Bedah Saraf.

Boass mengetahui bahwa Opioid merupakan obat analgesik intravena¹ yang paling sering digunakan sebagai terapi nyeri perioperatif², namun memiliki efek samping yang kurang menyenangkan. Maka, pengembangan dalam penggunaan obat analgesik yang lebih efektif diperlukan, salah satu adalah lidokain intravena yang memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan opioid. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan lidokain sebagai obat analgesik intraoperatif³ memiliki efek samping minimal dan pemulihan lebih cepat. Penelitian lain juga menunjukkan penggunaan lidokain sebagai analgesik pada operasi bedah saraf memiliki efek yang cukup baik.

[1. Analgesik Intravena: adalah obat antinyeri yang diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah.]

[2. The perioperative period is the time period of a patient's surgical procedure. It commonly includes ward admission, anesthesia, surgery, and recovery. Periode perioperatif adalah periode waktu prosedur bedah pasien. Ini biasanya termasuk perawatan di bangsal, anestesi, operasi, dan pemulihan.]

[3. Intraoperative: The period of time during which a surgical procedure takes place. Periode intraoperatif: Periode waktu selama prosedur pembedahan berlangsung. Sehingga Analgesik intraoperative adalah obat antinyeri yang diberikan selama prosedur pembedahan dilakukan.]

•••

Tepat jam menunjukkan pukul 03.00 waktu setempat.

Selama sembilan jam, mereka terang, akhirnya pesawat berhenti di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Boass mengeluarkan tasnya dari kabin, sedangkan perempuan di sebelahnya itu tetap diam di posisi.

“Kamu enggak keluar?” tanya Boass, mencoba berbasa-basi sebentar. Sejujurnya, ia tidak ingin meninggalkan kesan buruk kepada siapa saja.

Tidak ada jawaban. Naomi kukuh mendiamkan Boass. Mungkin role model perempuan itu adalah batu. Boass berlalu dari sana dengan senyum kaku.

Sementara itu, Naomi menghembuskan napas panjang. Berada di sekitar pria itu memperburuk suasana hatinya. Karena pria itu, ia terus meningkat kejadian memalukan seminggu lalu. Semoga ini terakhir kali mereka bertemu.

Setelah merasa pria itu telah menjauh, Naomi mulai membereskan barang-barangnya. Mungkin dirinya adalah penumpang terakhir yang berada di sana. Bahkan, beberapa pramugari berdiri di depan pintu menatapnya, sesekali bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Ck. Karena terburu-buru, Naomi melupakan dompet berisikan uang cash di sana.

To be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be Continued

Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang