🌽 [11A] Pertemuan Pertama

416 39 2
                                    

Bab Sebelas, Bagian A:
Pertemuan Pertama

Bab Sebelas, Bagian A:Pertemuan Pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Belinda tengah bertandang di rumah Boas saat pria itu tengah mempersiapkan diri untuk bertemu dengan keluarga besar Naomi.

Perasaannya hampir sama dengan UKMPPD, Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, walaupun lebih parah sekarang jika dipikir-pikir lagi. Boas menarik napas panjang, meredamkan kegugupan. Waktu operasi pertama kali, Boas juga merasakan hal ini, takut, tidak percaya diri, dan hal-hal berbau insecure lainnya

"Boas, kamu ini, adiknya lagi datang kok diem aja di kamar! Turun sana, tanyain mau apa gitu," seru Mashita, mama Boas dari depan pintu kamar pria itu.

"Papa? Papa ndak tulun, ada onti Belinda," tanya Anastasya yang berada di samping Mashita.

Boas berjalan ke arah Anastasya, lalu menggendongnya. "Iya, ini mau turun."

Mashita menepuk pundak anaknya. "Wajar kamu gugup, tapi jangan kayak papa kamu dulu, sampai salah nyebut namanya pas kenalin diri ke kakek kamu."

Jangan sampai hal itu terjadi. Boas yang gugup pun sedikit lega mendengar ucapan Mashita yang menghibur. Mereka bertiga pun turun dari lantai dua, dimana kamar mereka berada.

"Mas?" Panggil Belinda dari bawa sambil melambaikan tangan. "Do you want to know something about Naomi, misalnya tahu lebih lanjut keluarganya?"

"Ini, kan Mas mau ke sana." Boas menurunkan Anastasya.

Anastasya kemudian mengikuti neneknya ke halaman belakang rumah, sedangkan Boas berjalan mendekati Belinda, berniat duduk di samping sepupunya itu.

"Bukann, hih, Mas!" Belinda menarik tangan Boas untuk duduk di sofa bersama. Perempuan itu lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto dimana ada Naomi di sana.

"Tebak ini Naomi sama siapa?" Belinda mengangkat kedua keningnya, menanti jawaban dari Boas.

"Keluarganya kan? Orang tua sama om-omnya," jawab Boas biasa.

"That! Kalau Mas bilang kek gitu, apalagi nyapa mereka ini, bertiga dengan sebutan Uncle, aku jamin langsung dibatalin pernikahan kalian. It's Dangerous!" Belinda menarik kembali ponselnya dan menunjukkan lagi foto lainnya.

Boas mengerutkan kening, perasaan ia tidak salah berbicara. Diperhatikan baik-baik gambar itu sambil menganalisis lebih jeli hingga satu alisnya terangkat.

"All of them are Naomi's Old brother, Mas!" ujar Belinda sambil menunjuk ke arah ponsel. "Gap kakak pertama Naomi sama dia hampir 15 tahun, kakak paling terakhir beda 12-an tahun. Naomi anak terakhir, cewek sendiri."

Boas menelan ludah kasar. Ia tidak menyangka bahwa kakak Belinda memiliki umur yang lebih daripadanya. Terima kasih kepada Belinda yang telah memberitahukan kepadanya fakta penting tentang keluarga Naomi. Bisa-bisa, Boas melakukan hal memalukan dengan menyebut mereka dengan panggilan Om.

"Nama abang-abangnya siapa?" tanya Boas, alangkah baiknya jika ia tahu nama mereka, biar lebih meyakinkan lagi jika ia memberi salam sambil menyebutkan nama kakak-kakak Naomi.

"This's, paling tua, namanya Bang Andika, terus ini and second, bang Benjamin, dan ini Bang Gatot." Belinda menjelaskan sambil memperbesar gambar dari masing-masing anggota keluarga Naomi.

"Naomi punya Diabetes Melitus tipe 1, punya 3 Abang, tapi yang paling dia sayang bang Gatot. Then, suka camping, biasanya dia camping sebulan sekali, punya akun YouTube yang aktif update setiap Wednesday and Thursday, she doesn't like sweets, Dia agak galak sih. Ntar sisanya Mas tanya aja sama dia langsung." Belinda menepuk bahu kakak sepupunya itu. "Katanya pacaran setelah nikah itu asik. Aku senang kalau kalian gitu juga."

Boas tidak bisa menutup rasa bersyukurnya kepada Belinda. Ia mengusap kepala Belinda dengan lembut. "Kamu mau apa? Nanti mas beliin."

"Nahh! Okay, nanti aku kirim list-nya, ya, Mas! Thanks."

To be Continued

Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang