Bab 8, Bagian A:
Sisi Dewasa dan Kanak-kanak•••••
Ada banyak koleksi berharga disimpan dan dipamerkan dalam museum ini, di antaranya ada koleksi dari berbagai zaman dari peradaban mesir yang cukup lengkap mengungkap sejarahnya. Selain itu, ada pula koleksi benda-benda dari berbagai peradaban mulai dari Yunani, Etruskan, Romawi, hingga Islam. Koleksinya Museum ini juga termasuk benda-benda bersejarah dari berbagai belahan dunia. Ada pula koleksi dari karya-karya fenomenal seperti lukisan-lukisan Leonardo Da Vinci, termasuk Mona Lisa yang melegenda.
Naomi berdecak kagum melihat pemandangan di sekitarnya. Entah di dalam ataupun di luar, suasananya sangat berbeda. Bangunan arsitektural yang memanjakan mata, orang-orang barat tampan yang beberapa kali berpapasan dengannya sangat menyegarkan. Namun semua itu tidak berlangsung lama karena penampakan pria 180 cm di sampingnya.
"Gue keknya udah dikutuk enggak bahagia, deh," sungut Naomi sambil mengusap kasar wajah.
Mendengar itu, Boas terkekeh geli dan merespon. "Kamu, saya, kita semua, all of us of course enggak akan pernah bahagia seutuhnya. Manusia enggak ditakdirkan untuk bahagia. Jadi rendahkanlah standar bahagiamu, Naomi. Bahagialah untuk hal-hal sederhana yang bisa dicapai tanpa harus berdarah-darah. Sesederhana mie instan jam 3 pagi, film-film hitam putih dari tahun 60-an, atau sekadar lukisan-lukisan cantik di laman instagram seseorang, atau sekarang ini, berdiri di sini."
Naomi harus mengakui bahwa ia sedikit kagum dengan pria tua di sampingku ini, walaupun banyak jengkelnya. Umur dan kedewasaannya memang sudah berada di tahap yang berbeda dari dirinya, yang masih tidak tahu arah kehidupan ini akan membawanya kemana, entah kepahitan atau kemanisan.
"Iya, deh, Om. Berasa lagi nonton ceramah Mama Dedeh, aja."
"Setelah ini mau kemana?" tanya Boas, berbasa-basi.
"Kenapa, Om?"
"Bisa enggak sih, kamu jawab pertanyaan saya tanpa balik nanya?"
"Iya, terus maunya om gimana?"
Ya Tuhan, apakah percakapan ini akan terus diisi dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa adanya jawaban pasti? Boas berdecak kesal sendiri. Ia pun tidak melanjutkan niatnya untuk bertanya, lagi pula respon Naomi sudah cukup jelas bahwa ia menolak apapun interaksi sosial usai berjalan-jalan di museum ini.
"Om mau ngajak gue makan?" tanya Naomi. Jujur saja, ia merasa berdosa dengan ucapannya tadi. Sebagai balasan, maka ia kembali membuka suara.
Boas mengerutkan dahi. "Sure."
Kok, kesan dari jawaban Boas seperti Naomi sedang mengajak pria itu makan? Atau ini hanya asumsi perempuan si patah hati itu? Agak aneh.
"Yaudah, om yang traktir tapi?" Masa bodoh-lah, yang penting Naomi dapat makanan gratis. Anggaplah ini sebagai bentuk memanjakan calon istri.
Eh? Naomi tanpa sadar memukul kepalanya sendiri karena berpikir demikian. Sungguh memalukan.
"Hmm."
Tibalah mereka restoran western pada umumnya setelah berjalan hampir 30 menit bagaikan orang kesasar. Padahal, banyak restoran yang telah mereka lewati dan singgahi, namun setelah melihat daftar menu, Boas langsung mengajak Naomi keluar dan mencari restoran baru hingga 5 kali.
"Om, enggak lagi ngerjain gue, kan?" tanya Naomi penuh selidik.
"Am i look like a joke to you?" Boas menggeleng pelan.
Aneh, kadang cerewet dan kadang irit bicara. Apa semua orang dewasa setengah menuju lansia seperti ini? Naomi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Duduk di bangku, Naomi membaca menu-menu memakan yang semuanya sangat ramah untuk ia makan. Ia pun menyebutkan pesanannya sebelum Boas memanggil waiters cantik di meja kasir.
"One Salmon Quinoa bowl, and one cobb salad, please."
"Any more orders?" tanya si mbak pelayan.
"Hmm, two water, please."
"Okay. Noted."
"Thank you."
Quinoa adalah biji-bijian yang umumnya digunakan sebagai pengganti nasi. Banyak orang menganggap quinoa adalah sejenis gandum utuh yang tinggi protein, dan manfaatnya sangat terasa bagi penderita diabetes dalam menurunkan kadar gula darah. Sedangkan Cobb salad adalah irisan sayur bersama ayam.
"Udah cek gula darah kamu?" Boas bertanya.
To be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)
Romance"Kalau kamu enggak mau serius sama saya, bilang dari awal Naomi. Jangan buat saya jadi seperti ini." Itulah kalimat terpanjang yang Boas ucapkan. "Hal yang paling bikin aku kecewa adalah, kita sama-sama belum dewasa dalam pernikahan ini." -Naomi. ...