🥭 [3B] Losing The Wallet

757 52 6
                                    

Bab 3 Bagian B:
Losing The Wallet

Setelah keluar bersama dengan kebanyakan penumpang yang hendak menunaikan ibadah haji di Mekkah dari konter bea cukai dan transmigrasi, perut Naomi berbunyi keras, para bayi-bayi cacing diperutnya minta diisi makanan lezat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah keluar bersama dengan kebanyakan penumpang yang hendak menunaikan ibadah haji di Mekkah dari konter bea cukai dan transmigrasi, perut Naomi berbunyi keras, para bayi-bayi cacing diperutnya minta diisi makanan lezat. Sebenarnya, ia telah makan tadi di atas pesawat, tapi sedikit karena tidak mau diperhatikan sama pria menyebalkan bin aneh di sebelahnya itu.

Kemana ia harus berakhir sekarang. Mencari-cari makanan di sekitar bandara, pilihannya jatuh pada kedai makanan Arab. Membaca menu yang luar biasa menggiurkan, Naomi ingin sekali memesan tiga menu makanan, yaitu Kabsa, Matazeez, dan Madfoon. Namun, mengingat gula gangguan metabolisme tubuh yang diidapnya cukup serius, maka ia menekan rasa keinginannya dalam hati.

 Namun, mengingat gula gangguan metabolisme tubuh yang diidapnya cukup serius, maka ia menekan rasa keinginannya dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasba. (Sumber: Pinterest)

 (Sumber: Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Metazeez. (Sumber: Pinterest)

 (Sumber: Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madfoon. (Sumber: Pinterest)

Thanks a lot,” ujar Naomi, menarima pesanannya dengan gembira. Walaupun hanya salad, dan salmon.

Suapan pertama salad sedikit merusak imajinasi Naomi tentang  Kasbi yang dicampur dengan daging domba, sayuran, juga side dish tambahan yang menggugah lidahnya. Nasi yang pulen, panjang dan enak, daging lembut. Sungguh perpaduan yang sungguh nikmat, tapi hanya di dalam khayalan.

Tidak terasa, Naomi begitu larut dengan makanannya hingga tidak memperhatikan seroang pria yang duduk di ujung ruangan, ia baru saja masuk setelah dari toilet.

Boass mempertahankan wanita itu dengan saksama. Mengalihkan perhatiannya, Boass kini fokus pada makanan di hadapannya. Mofatah al-dajaj merupakan makanan pilihan Boass karena terbuat dari beberapa potong domba dan dilengkapi dengan bumbu, kismis, dan almond.

 Mofatah al-dajaj merupakan makanan pilihan Boass karena terbuat dari beberapa potong domba dan dilengkapi dengan bumbu, kismis, dan almond

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mofatah al-dajaj (Sumber: Pinterest)

Melahap makanannya dengan perlahan, Boass sesekali memainkan ponselnya dan mengirimkan kabar kepada sang adik, menyanyikan keadaan Kesya, dan adik sepupunya yang akan menikah.

Wa ... Wait. I remember putting my wallet here.”

Suara perempuan yang tidak asing itu mengganggu ketengan Boass. Mengangkat kepala, benar saja, Perempuan Patah Hati tengah mengeluarkan isi tas di atas meja.

Seorang pria, yang diperkirakan sebagai kasir menatap skeptis terhadap Naomi yang keringat dingin.

Hmm, are you found your wallet know?”

Sebagai sesama manusia, apalagi berasal dari Negera yang sama, dan pernah berbicara Sebelum, sudah sebaiknya Boass menolongnya bukan? Pria itu bangkit berdiri, dan berjalan ke kasir.

“I will pay for this women's food.

“Ka—kamu?!” Naomi terbelalak melihat sosok bertubuh tinggi dengan tato yang mencolok itu berdiri di samping. Entah harus bersyukur atau tidak, namun jujur saja, Naomi sedikit lega sekarang. Membayangkan dirinya akan ditahan karena tidak membayar makanan, dan berubah menjadi imigran gelap dan dibawa ke kantor polisi setempat, rasanya kaki Naomi melemas seketika.

Nice to see you again, Miss.” Pria itu tersenyum manis, hanya sekilas menatap Naomi.

Naomi tidak tahu harus sampai kapan ia berurusan dengan pria itu. Sungguh, jika mereka bertemu untuk ketiga kalinya, maka itu merupakan sebuah bencana besar baginya. Tidak, jangan sampai apa yang ada di kepalanya terjadi. Pria bertato banyak, terlihat seperti preman dengan pakaiannya ini, sungguh bukan sesuatu yang sangat membantu masa depan Naomi secerah matahari.

Don't say something, like thanks?” tanya Boass, setelah proses bayar membayar makanan selesai.

Sesungguhnya Naomi bukan wanita yang kekanak-kanakan seperti ini jika bertemu dengan orang baru, bahkan kepada para mantan kekasihnya—yang sialan semua. Namun mengapa kepada pria ini, ia seperti berada di rollercoaster.

“Terima kasih banyak, dan semoga kita tidak bertemu lagi.” Naomi berucap sungguh-sungguh. Ia kemudian mengambil tasnya, hendak pergi keluar.

I also hope the same thing happens.”

Mendengar itu, Naomi semakin kesal. Memangnya pria itu siapa? Menatap sinis, Naomi lalu pergi dari sana.

Mungkin juga kekesalan ini berasal karena ia sedang PMS? Suasana hatinya memang buruk jika sedang PMS, sangat sensitif.

Ah, ia lupa tadi memeriksa gula darah. Sebentar malam ia tidak boleh lupa mengecek kadar glukosa. Jika tidak sang bunda akan mengamuk. Spontan Naomi mengangkat kelima jarinya yang terdapat bekas jarum. Di bagian mana lagi ia harus korbankan untuk ditusuk. Definisi nyata dari luka di atas luka.

To be Continued

Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang