bagian 1

577 186 711
                                    

;- tentang manusia, penasaran, dan perasaan-;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

;- tentang manusia, penasaran, dan perasaan-;

_____

Ramaikan disetiap paragfarnya ya bestie!! ❤
_____

Jika saja semua manusia di dunia ini menjadi makhluk yang baik, memiliki adab, dan norma kemanusiaan yang dijunjung dengan tinggi apa yang akan terjadi?

Tidak akan ada kekerasan, tidak akan ada pembullyan, tidak akan ada hal-hal yang dapat merugikan bagi sesama. Namun, sayangnya manusia bukanlah seonggok daging dengan pemikiran bersih.

Kita hanyalah sekumpulan rasa ingin yang akan selalu bertambah seiring berjalannya waktu, ingin memiliki, ingin mengetahui, dan ingin menjadi lebih.

Penasaran dan perasaan yang tidak dapat dikendalikan meskipun kita selalu berusaha untuk hal itu. Pada dasarnya semua memang kembali kepada sang pemilik hidup, akan dibawa kemana kah hidup kita, akan diberi skenario seperti apakah yang harus kita jalani. Perihal prosesnya akan sesakit apa, siapa yang tau?

"Gem, rokok nih." Nizar melemparkan sebungkus marlboro kepada Gema yang terlihat murung menatap ponsel handphonenya.

"Buat lo aja, puasa rokok," jawab Gema dengan menjauhkan bungkusan merah itu darinya.

Nizar memicingkan mata, menatap dengan heran pemuda di depannya ini, tumben sekali, tidak seperti biasanya. Batinnya.

"Dia lagi?"

Tanpa menjawab Gema hanya mengangguk-anggukan pelan kepalanya, terlihat lusuh dan tak bersemangat. Bagaikan hiasan kucing selamat datang yang hanya bisa menggerakan kepala.

"Gue udah bilang berkali-kali sama lo, putusin aja! Cewek kayak dia gak cocok sama lo!" Nizar memalingkan muka ketika mengatakannya, ia paham betul bahwa Gema akan menunjukkan ekspresi datar yang mengerikan ketika mendengar apa yang dia ucapkan baru saja.

"Gue udah bilang gak sekali, dua kali, ke lo ya Gem, tapi gak pernah ada yang lo denger dari apa yang gue bilang. Dia itu gak cocok sama lo, kalian itu beda, bagaikan langit dan bumi," cercahnya kepada Gema yang masih menatap dengan wajah yang senantiasa datar.

"Lo kira lagu, bagaikan langit dan bumi!"

"Serius ini, lo lihat aja kelakuan si mak lampir yang gila harta, dua kuping lo gak pernah lo pake ya? Gosip seantero kampus juga gak pernah lo hirauin, dia itu cewek gak bener! Gak cocok sama lo yang gak pernah neko-neko dalam hidup."

"Stop ngejelek-jelekin cewek gue, Zar," ucap Gema dengan tatapan tajamnya.

"Lah emang wis elek njobo njero, terus aku kudu piye?" (Sudah jelek luar dalam, terus aku harus gimana?)

SUARA GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang