;- tidak apa-apa sakiti saja terus, dunia masih mau menampung banyak cerita sedihku -;
_____
"Sayang, kita ini apa?"
Gema mengumpulkan keberanian untuk mengajukan pertanyaan yang sedemikian berat terucap dari mulutnya. Rasanya tubuh itu kembali menegang ketika melihat Gabi menoleh dengan tatapan tajam kearahnya. Bercampur dengan rasa lega karena pada akhirnya berisik yang sering kali menganggunya di malam hari dapat tersampaikan, sekalipun Gema tidak pernah tau jawaban apa yang akan dia terima.
Gabi mengulas senyum tipis sebelum akhirnya membuka mulut menjawab pertanyaan Gema. "Pacar kan, apalagi kalau bukan itu?"
Seiring dengan berakhirnya jawaban Gabi, pemuda itu menghembuskan napas leganya, lagi. Meskipun dia tau bahwa itu bukan jawaban yang sebenarnya, itu bukan jawaban yang berasal dari hati gadisnya, tapi setidaknya Gabi masih memahami bahwa jawaban itulah yang Gema butuhkan. Dia membutuhkannya untuk terus bertahan ditengah goncangan teman-temannya yang seringkali meminta Gema meninggalkan Gabi.
Banyak orang yang berkata buruk tentang gadisnya ini, tapi Gema selalu menjadi garda terdepan menepis segala omongan yang tidak pantas di dengar.
Bahkan pemuda itu sering kali babak belur dihajar oleh beberapa teman Raden yang selalu memaksanya untuk meninggalkan Gabi. Ya, fakta lain yang tidak Gabi tau tentang pemuda ini. Meski rasanya hubungan mereka hanya sebatas ikatan tanpa perasaan tapi tetap saja Gema enggan untuk melepaskan. Padahal, fisiknya sudah banyak terluka, batinnya babak belur karena memendam semua gundah yang dirasa.
"Mau bagaimanapun kamu, kamu akan tetap menjadi Gema-ku."
Satu kalimat pasti yang dia dengar dari mulut Gabi pada awal masa mereka menjalin hubungan, terdengar sangat manis di telinga Gema. Pada saat itu dia benar-benar merasa sangat dicintai, bahkan lebih besar dari rasa cinta lain yang pernah ia terima.
Oleh sebab itu, Gema memilih untuk terus berharap bahwa Gabi-nya akan kembali seperti dulu, seperti awal pertemuan mereka, mengulang kembali kisah mereka yang sempat indah, melanjutkan kembali bahagia yang sebelumnya tertunda. Setidaknya, Gema masih bisa mengharapkan hal itu karena Gabi masih menganggapnya kekasih.
"Tapi untuk sekarang ... Raden lebih penting."
"M-maksudnya apa sayang?"
"Raden, dia segalanya buat gue, Gem."
Otak Gema berputar detik itu juga. Dia berusaha keras mencerna apa yang baru saja didengar oleh telinganya. Desir darah didalam tubuhnya seakan dengan laju mengalir, memompa dengan cepat jantungnya hingga berdetak tak karuan. Tangan Gema menjadi berkeringat, dia takut. Takut jikalau Gabi akan mengatakan bahwa Raden adalah pemenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA GEMA
Fanfiction"Gema, aku menyukai suaramu, aku menyukai segala hal yang kamu ucapkan, aku menyukai merdu nada yang terdengar dari mulutmu, aku menyukaimu, Gema." Gema tersenyum simpul dengan sorot mata yang amat berbahagia. "Jadi, teruslah mendengarkan suaraku, t...