bagian 20

136 66 370
                                    

;- banyak cerita yang sulit untuk diceritakan, banyak rahasia yang selalu berusaha untuk disembunyikan -;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

;- banyak cerita yang sulit untuk diceritakan, banyak rahasia yang selalu berusaha untuk disembunyikan -;

_____


Suara deru mesin mobil yang masih menyala terdengar di halaman sebuah rumah mewah bernuansa elegan gold-white tersebut. Ukiran-ukiran pada setiap pondasi tiang pancang rumah itu terlihat sangat indah dan berkelas. Siapapun yang melihat akan terpana, pasalnya itu bukan hanya sekedar ukiran, tapi juga seakan menjelaskan tentang tapak jejak kehidupan pemiliknya. Mulai dari gambaran pemuda desa hingga kini tumbuh menjadi seorang berjas. Gambarnya abstrak tapi bagi si pecinta seni hal itu jelas terlihat.

Raden melangkahkan kaki dari mobilnya, berjalan menuju pintu bagian kiri dan membukanya. Di dalam sana terlihat seorang gadis dengan dress hitam pendeknya menunduk, seperti orang pingsan, tapi dia tidak pingsan. Lebih tepatnya, seorang yang mabuk.

Raden melemparkan kunci mobilnya kepada seorang valet yang berdiri tak jauh dari sana. "Parkir di tempat biasa," ucapnya memberikan perintah.

"Pergi! Pergi bajingan!" teriak Gabi tatkala tangan Raden berusaha membuka seatbelt yang dia kenakan.

Bughh...

Bughhh...

Tangan kecilnya terangkat melayangkan pukulan demi pukulan pada bahu dan punggung Raden. Membuat pemuda itu sesekali meringis kesakitan.

"Ianjing, pergi! Lo mau culik gue, kan?"

Tanpa memperdulikan ucapan gadis itu Raden segera membopongnya, membawanya memasuki rumah besar tersebut. Rumah yang dulu menjadi tempat tinggal Raden dan keluarga, namun sayang kematian ibu Raden membawa duka yang mendalam pada keluarga besarnya. Bahkan kini pemuda itu tak lagi mengenal apa itu keluarga dan rumah.

Ayahnya terlalu banyak menghabiskan waktu dengan bekerja, kakak perempuan satu-satunya menghilang entah kemana, dan dirinya sendiri tidak lagi memperdulikan kondisi rumah yang justru lebih sering di huni oleh pembantu ataupun pesuruh ketimbang sang majikan. Dia berkecukupan materi tapi tidak dengan kehangatan didalamnya.

"Lepas bajingan! Lepasss!! Penculikk, tolongggg!!!" Gabi masih memberontak di dalam gendongan Raden, memukulkan tangannya beberapa kali ke badan pemuda yang kini menggendongnya ala bridal style.

Mata sembab serta pandangan tak fokus yang Gabi tunjukan jelas membuat siapa saja yang melihatnya paham bahwa gadis itu tidak dalam keadaan sadar.

"Udah tau lemah, malah banyak minum, tolol," gumam Raden dengan menekan lift rumahnya. Ya, rumah besar tiga lantai ini juga memiliki lift di dalamnya, alasannya karena dulu sang ibu tidak bisa menaiki tangga dengan kursi roda.

SUARA GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang