bagian 37

22 3 1
                                    


;- karena setiap langkah akan selalu terkenang didalam tapak jejak kehidupan -;

_____

Kinar termenung menatap genangan air yang ada dibawah kakinya. Pantulan dirinya yang mengenakan celana jeans panjang dan sepatu sneakers hitam tak lupa varsity coklat terlihat begitu serasi membentuk tubuhnya dengan indah.

Terik sinar mentari yang hampir menyingsing kearah barat serta terpaan debu dan bau keringat para penghuni bumi yang ada di sekelilingnya tak urung menyurutkan tekat Kinar untuk terus mencari Gema.

Di temani Dino dan beberapa teman lainnya, kini mereka tengah mengedarkan selebaran pada pengguna jalan di dekat kampus mereka.

"Mbak, mas ini hilang?" celetuk bapak berjaket hijau, dengan logo dan tulisan sebuah brand ojek online.

Kinar mengangguk. "Iya Pak, kalo bapak ada lihat teman saya, bisa hubungi nomer yang ada disitu ya."

"Waduh, saya terakhir ketemu minggu lalu mbak, masnya lagi bagi-bagi makanan, di dekat jalan sana."

Merasa ini adalah sebuah petunjuk Kinar semakin mendekat ke arah bapak dengan motor vario hitam itu. "Dimana pak?" tanyanya lagi.

Si bapak yang belum diketahui namanya ini menunjuk sebuah gang sempit yang tak jauh dari sana. "Disana, mas Gema kan ini?"

Kinar mengangguk, matanya berbinar, apakah ini sebuah petunjuk baginya?

"Dino!" Kinar berteriak memanggil Dino yang cukup jauh dari tempatnya berdiri, tangan kecil itu melambai pada sosok lelaki putih sipit yang kini berlari kecil kearahnya.

"Kenapa, Ki?"

"Bapak ini pernah lihat Gema," ucapnya penuh antusias.

Dino menoleh pada bapak itu yang menganggukan kepalanya dengan membuka kaca helm.

"Di ujung jalan sana ada warung kecil tempat biasa mas Gema nongkrong, beliau ini suka sekali membagikan makanan kepada kami yang kerja di jalanan, coba mas dan mbak cari disana."

Dino dan Kinar mengangguk bersamaan. "Terimakasih informasinya, Pak."

Si bapak tersenyum lantas berlalu pergi meninggalkan muda-mudi yang kini beranjak menuju sebuah gang kecil tak jauh dari sana.

"Permisi," ucap Kinar lembut.

"Eh, mau beli apa mbak?" tanya seorang ibu penjaga warung.

Warung kopi di ujung jalan yang nampak kecil namun ramai pengunjung berlalu-lalang, tempatnya yang agak dicsudut dan sedikit susah terjamah menjadi tempat favorite bagi banyak bapak-bapak ojek online yang sibuk mengistirahatkan diri. Asap rokok bertebaran, harum aroma pahit kopi hitam menyeruak.

"Saya mau tanya sesuatu, Bu." Kinar menyondongkan tubuhnya mendekat, sembari menunjukan sebuah selebaran orang hilang yang sudah mereka cetak beratus-ratus lembar.

"Mas Gema hilang?!" tanya ibu pemilik warung dengan wajah terkejutnya.

"Iya, bu, teman saya hilang beberapa hari yang lalu, ibu terakhir kali lihat kapan, ya?" tanya Dino.

SUARA GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang