;- let's start a new journey -;_____
"Iya, gue dapet ini dari Jesslyn, dia juga bilang kalo itu ibu kandung lo, kenapa gak pernah cerita kalo lo bukan bagian dari mereka?" tanya Gema.
Kinar menunduk lesu. "Mereka tetap keluargaku, Gem. Apapun masalahnya sekarang, mereka tetap keluarga buat aku."
"Ki, gak ada keluarga yang tega nyakitin keluarganya sendiri."
"Kalo kamu bilang seperti itu, salah besar. Banyak manusia yang tidak paham bagaimana cara memanusiakan manusia, Gema. Sekalipun manusia itu adalah keluargamu sendiri, diluaran sana banyak yang hidupnya lebih susah, aku hanya beruntung karena masih memiliki tempat berteduh, sekalipun bukan rumah yang nyaman untuk mengeluh."
Pancaran sorot putus asa terlihat jelas dalam pandangan Kinar, gadis itu tidak sekuat yang terlihat. Da hancur atau bahkan sudah lebur. Mentalnya dipaksa sekuat baja, sedang keadaan sama sekali tidak baik-baik saja.
"Aku ingin bertemu mama kandungku, aku ingin memeluknya, meskipun jika yang aku temui hanyalah batu nisan."
Sungguhan, Kinar bersungguh-sungguh atas tekadnya untuk bertemu dengan sang ibu kandung. Mungkin sebelumnya dia berpikir bahwa keluarganya yang sekarang lebih dari cukup, tapi Kinar sudah cukup dewasa untuk memahami situasi yang ada, dia harus bertemu orang yang melahirkannya, barang kali orang itu bisa menganggapnya benar-benar sebagai keluarga.
Gema bungkam, pemuda itu hanya mampu mengusap pundak Kinar, mencoba memberikan energi agar gadis yang kini duduk manis dihadapannya tak lekas menyerah pada hidupnya. Kinar kuat, Gema tau itu.
"Oke, katakanlah orang tua kandung lo masih hidup, apa yang mau lo lakuin setelah ketemu mereka?"
Kinar berpikir sejenak. Dia tidak memiliki rencana apapun, karena dia terlalu sibuk membayangkan betapa bahagianya bertemu sang mama. "Eum ... mungkin aku akan memeluknya, mengajaknya memasak, membuat kue yang enak untuk dinikmati, dan beberapa hal lainnya. Nanti aku pikirin lagi."
"Oke, tapi gimana kalo ternyata mama lo udah meninggal?"
"Aku peluk nisannya, aku ceritakan bagaimana aku hidup tanpa sosoknya, aku ceritakan bagaimana aku menjalani hari-hari yang berat tanpa peluknya, aku ceritakan bagaimana aku tetap kuat hingga sampai pada titik pertemuan itu."
Gema kembali terdiam. Sekejap bibirnya melambungkan lengkungan indah ditiap sudut, Kinar luar biasa, dia mengakui itu.
Gadis ini lebih indah dibanding panorama pada bentang nabastala, meski harus berselimut nestapa.
Gema menjatuhkan hatinya pada sosok lembut pecinta novel dan minuman machiato yang saat ini ada didepannya. Mungkin Kinar tak seberuntung gadis lain yang hidup dengan satu jiwa, tapi dua jiwa yang menghuni satu raga ini menjadi pembeda paling istimewa antara dirinya dan orang lain. Dia berbeda tapi tidak kalah indah.
"Oke, jadi disini tugas gue adalah menemani setiap perjalanan yang lo tempuh, sampai bertemu mama kandung lo." Gema mengulas senyum, merekah pada wajah dengan binar bahagia.
"Tapi ... aku bikin kamu repot ya, Gema? Maaf ya, kamu gak perlu bantu kok, aku bisa cari mamaku sendiri."
Baru saja Gema tersenyum sumringah, namun senyum itu sirna ketika mendengar untaian kata yang Kinar ucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA GEMA
Fanfiction"Gema, aku menyukai suaramu, aku menyukai segala hal yang kamu ucapkan, aku menyukai merdu nada yang terdengar dari mulutmu, aku menyukaimu, Gema." Gema tersenyum simpul dengan sorot mata yang amat berbahagia. "Jadi, teruslah mendengarkan suaraku, t...