bagian 33

38 8 13
                                    


;- sebab tak ada waktu yang bisa diulang, mengakibatkan penyesalan tanpa penyelesaian -;

_____

Kinar menatap lurus pada sosok yang saat ini terduduk didepannya, disana, di sebuah meja makan keluarga, menampakan seorang anak lelaki dengan kedua orang tuanya yang tengah makan bersama, Kinar juga. Mereka berempat berada dalam satu meja yang sama. Kondisi psikis Reyhan membaik, dia tidak lagi berteriak marah saat melihat adik tersayangnya. Tapi tetap saja, Kinar selalu merasa waswas takut jika pada akhirnya Jesslyn akan kembali muncul dan membuat kacau segalanya.

Perihal kesibukannya untuk mencari orang tua kandungnya dia hentikan sementara waktu, Kinar ingin kembali menjadi dirinya yang dulu, hidup bahagia bersama Reyhan sekalipun banyak luka tergores ditubuh.

Detik jam dinding bergerak cepat, menyita banyak waktu untuk bersama.

"Kak, mama sama papa mau ke kantor dulu, kakak di rumah aja ya, sama Bi Iyem," ucap Linda tanpa menolehkan wajahnya kepada Kinar sedikitpun.

Semakin lama semakin kentara bahwa ada yang berbeda dari sikap ibu angkatnya ini, tidak bisa dipungkiri, semenjak Kinar mengetahui bahwa dirinya hanya anak hasil adopsi kelakuan Linda kepadanya semakin membabi buta.

Banyak hal yang Linda lampiaskan kepada Kinar, seperti hal nya masalah pekerjaan; ketika karyawannya tidak bekerja sesuai aturan, maka Kinar yang akan menjadi pelarian, wanita paruh baya itu adalah yang paling sering menorehkan luka pada tubuh Kinar.

Meski begitu, gadis dua puluh dua tahun ini tetap mencintai Linda seperti dulu, seperti saat umurnya masih enam tahun, bahagia yang terjadi tak akan mudah dilupakan, begitulah menurutnya, itu sebabnya Kinar masih menyayangi ibu angkatnya ini.

"Ka-kak ... sama adik," gumam Reyhan pelan membuat Linda menatap Kinar intens.

"Awas macam-macam dengan anakku!" hardiknya dengan tegas, sorot matanya penuh kebencian, entah mengapa.

"Ma, udah yuk, berangkat." Tama segera bangkit dan mengenakan jasnya, membawa menjauh sang istri setelah mencium kening anak lelakinya.

Kinar iri, tentu saja, berpuluh-puluh tahun mereka hidup bersama, tapi mengapa tiba-tiba menjadi asing hanya karena fakta yang sudah gadis itu ketahui.

"Kak, bahagia ya punya orang tua yang sayang sama kita," gumamnya menatap Reyhan yang sibuk melahap sarapannya. Pemuda itu tidak menjawab dia hanya menganggukkan kepala.

Kinar tersenyum tipis, senyumnya tulus, seperti hatinya. Bagaimana pun juga Linda dan Tama amat berjasa didalam hidupnya.

"A-adik ... makan," ucap Reyhan sembari menyendokkan makanan kepada Kinar. Gadis itu menerima suapan sang kakak, sedetik mulutnya mengunyah, matanya menitikan air mata, dia menangis bahagia, sebab kakaknya kembali seperti sedia kala.

"Kinar sayang kakak."

...

Nizar termangu menatap sepasang manusia yang dianggapnya lebih aneh dibanding ayam rambo milik tok dalang yang hobi membawa pulang sebelah sandal.

"Kenapa? Lo mau hajar gue?" tanyanya dengan mata menatap manik Nizar dengan lekat, yang di tatap masih terdiam, tidak berbicara barang sebentar.

SUARA GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang