;- karma itu selalu tepat, tidak pernah telat, apalagi sampai salah alamat -;
_____
Jangan lupa ramaikan setiap paragraf nya!!
_____
Ada yang pernah mengatakan sebuah kalimat yang terus terngiang di kepala Gabi, seperti ini katanya; Semua yang terjadi hari ini adalah dampak dari apa yang pernah kita lakukan dahulu. Ya benar, semua yang terjadi memiliki sebab-akibat. Semua yang sedang dijalani hari ini merupakan balasan-balasan dari apa yang telah dilalui.Gabi termenung, dia hanya menatap langit-langit rumah sakit serta orang yang berlalu lalang didepannya. Berkali-kali menghela napas dengan berat, kata dokter dia sedang dalam kondisi yang sedikit kurang baik, kelelahan secara mental. Bagaimana tidak, hidupnya perlahan berantakan dimulai dari kehilangan Gema dan Raden yang semakin semena-mena.
Gabi buta harta dia akui hal tersebut, bukan tanpa alasan gadis itu memiliki pemikiran yang picik seperti itu, meskipun kehidupannya terbilang membaik ketika sang mama menikah dengan Om Hendrianto, papanya Nizar, tak lantas membuatnya bahagia seperti apa yang diharapkan.
Kini dia menatap lurus kearah pintu kamar Raden, sesekali dia tertawa dengan menunduk. Gabi ingat betul betapa dengan entengnya tangan kekar berotot milik Raden melayang menghantam wajahnya, menciptakan goresan diarea sekitar pelipis mata. Padahal pemuda itu tau, bahwa wajah adalah aset berharga yang gabi miliki, dari sana dia mencari nafkah.
"Lo itu gak tau diri, sama seperti mak lo!" bentak Raden selepas pertemuan Gabi dengan Gema terakhir kali.
Tak ada yang bisa gadis itu lakukan. Seakan Raden ini memegang kendali penuh terhadap apa yang ada di dirinya. Rasanya ingin memberontak, tapi itu terdengar bodoh dan akan membuat Raden semakin gila. Iya, laki-laki gila yang bertemu dengan gadis yang hampir gila, terdengar cocok bukan?
"Dari ujung rambut sampe ujung kaki yang biayain lo siapa? Si miskin itu?" tanyanya dengan nada emosi yang menggebu. "Terus yang bikin lo berhasil jadi model siapa? Si miskin yang cuman bisa bawain lo nasi goreng seafood tiap hari? Mikir dong, Gab! Lo hutang budi banyak banget ke gue!"
Benar, inilah mengapa Gabi memuja Raden sebegitu hebatnya didepan Gema, karena pemuda ini berhasil menghidupi seorang Gabi yang saat itu hampir mati. Gabi hanya tinggal berdua dengan sang mama, orang yang paling berpengaruh atas buruknya kualitas hidup yang dia jalani. Pasalnya, sang mama melimpahkan segala bentuk hutang yang totalnya lebih dari ratusan juta kepada dirinya yang masih mahasiswa. Hal itu pula yang membuat gadis itu hampir bunuh diri enam bulan yang lalu.
Jika pada saat itu tidak ada Gema, maka Gabi mungkin hanya tinggal nama. Ah, sial pemuda bernama Gema itu menyita banyak ruang didalam kepalanya.
Sayangnya, kisah mereka yang sebelumnya indah kini berubah menjadi rumit sejak Raden hadir didalam kehidupan Gabi. Pemuda itu membayar semua hutang keluarganya, memberinya bantuan dana yang tak terhingga, bahkan sampai membuatnya menjadi seorang model dengan relasi yang amat luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA GEMA
Fanfiction"Gema, aku menyukai suaramu, aku menyukai segala hal yang kamu ucapkan, aku menyukai merdu nada yang terdengar dari mulutmu, aku menyukaimu, Gema." Gema tersenyum simpul dengan sorot mata yang amat berbahagia. "Jadi, teruslah mendengarkan suaraku, t...