bagian 8

230 148 579
                                    

;- menyanyi adalah sebuah seni untuk bercerita -;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

;- menyanyi adalah sebuah seni untuk bercerita -;

_____

Tandai jika ada typo dan kesalahan dalam dalam penulisan.
_____

Cintaku tak harus,
miliki dirimu,
Meski perih mengiris,
Iris segala janji...

"Bang! Ngelamun aja, nanti digondol wewe loh!"

Gema tersenyum mendengarnya. Detik berikutnya dia meraih selembar uang dua ribuan yang diberikan kepada bocah pengamen dengan ukulele di tangannya.

"Yah dua ribu doang buat beli es jeruk juga kurang!" dumelnya sembari menerima uang yang Gema berikan.

"Masih ada kembaliannya itu," jawab Gema.

Bocah laki-laki itu mengambil tempat untuk duduk disebelahnya, disamping Gema ditemani malam dengan pemandangan indah bulan yang bersinar. "Aku beli nya disana, jadi masih kurang."

Gema menatap arah yang ditunjuk bocah tersebut, dilihatnya sebuah coffee shop milik Nizar yang sedikit ramai pengunjung.

"Di cafe?"

Pertanyaannya mendapat anggukan dari sang bocah. "Disana gak jual es jeruk, adanya machiato, mactha latte, americano."

"Ha? Macho?" tanya bocah tersebut dengan menatap penuh kebingungan, sesekali ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Machiato etdah, kalo macho gue dong," sahutnya dengan berlagak bagaikan petinju berbadan besar. Sontak hal tersebut mengundang tawa dari bocah yang belum dia ketahui namanya.

"Aku gak tau, gak pernah minum."

"Mau coba?" Gema menawarkan kepadanya,

Jelas hal tersebut mendapat anggukan kepala tanpa banyak berkata. "Mau, tapi gratis ya?"

Gema mengangguk. "Di bayarnya pake nama aja."

"Maksudnya?"

"Nama lo siapa, bocah?"

"Jangan panggil aku bocah paman! Aku Galen, orang suka panggil aku Galen."

Gema tertawa mendengarnya. "Apa? Galon? Aneh bener namanya."

"Galen bang! G-A-L-E-N, bukan Galon!" Galen, si bocah pengamen mengangkat ukulele nya tinggi-tinggi hendak ia lemparkan kepada seorang di depannya saat ini.

"Weitss, main kekerasan gak dapet gratisan," ancam Gema dan jelas saja berhasil. Bagi Galen sesuatu yang gratis tidak boleh di sia-sia kan.

"Tapi itu masih rame, nanti dulu aja."

SUARA GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang