;- sebab tidak ada hari tanpa bermimpi buruk -;
_____
"Viral! Beredar video panas seorang model cantik berinisial G dengan lelaki yang diduga adalah anak dari petinggi YM Ent."
_____
Pyaarr!!!
Sebuah vas bunga dari kaca terlempar hingga menabrak dinding kamar berwarna biru itu, gadis yang melemparnya meraung hebat dengan sesekali menjambak rambut.
"AAAAA ...," teriaknya dengan parau, sesak didada, dan pusing yang membelenggu kepala.
"Astaga Gabi, apa-apan kamu ini?!" Laras datang dengan sedikit berlari menghampiri anak gadisnya yang terlihat berantakan.
Kondisi di dalam kamar Gabi amat mengenaskan, banyak serpihan kaca dan semua barang berantakan. Bajunya berserakan dimana-mana, selimut, bantal, guling yang hilang entah kemana, meja rias yang tak lagi tertata rapi.
"Ma ...," bibir Gabi bergetar, matanya sudah bengkak dan memerah. "Ma ... karir aku hancur, Ma."
Dengan lembut Laras memeluk tubuh ringkih itu, mengusapnya perlahan dengan penuh kasih sayang. Dia sadar bahwa yang kini terjadi kepada anaknya adalah kesalahannya juga.
"Enggak, sayang. Tidak ada yang hancur, kamu akan terus bersinar."
Ucapan yang Gabi dengar justru tidak menenangkan baginya, dia mendorong tubuh ibunya menjauh, meraih sebuah gunting yang berada diatas meja.
"ENGGAK! KARIR GABI UDAH HANCUR, MA! GABI UDAH GAK PANTES BUAT HIDUP! GABI HARUS MATI SEBELUM MAKIN BANYAK YANG MENGHUJAT!!" teriaknya parau sembari mengarahkan gunting itu pada pergelangan tangannya yang masih mulus.
"Jangan gila, Gabi!" Laras berlari mendekat berusaha meraih gunting itu.
"LEPAS, MA! LEPAS BIAR GABI MATI HARI INI!" gadis itu masih tidak mau diam, dia terus berusaha menggores pergelangannya.
Menjadi seorang model memang keinginan Gabi sejak menginjak bangku menengah pertama, bergaya anggun dan cantik hingga wajahnya terpampang pada majalah mewah untuk kaum sosialita baru saja berhasil dia wujudkan.
Tapi, per hari ini dia merasa bahwa hal itu tidak akan lagi terjadi. Karirnya diujung tanduk, diambang hancur dan berantakan. Semua yang dia usahakan beberapa bulan lalu menjadi sia-sia. Kini, berita heboh itu telah sampai ke telinganya, membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya.
Plakkk!!
Tamparan dari tangan sang ibu menghentikan gadis itu sejenak. Membuatnya menatap wajah Laras dengan lamat, kemudian tersenyum miring.
"INI SEMUA GARA-GARA MAMA!" teriaknya tepat didepan wajah sang ibu.
"Jaga bicara kamu, Gabi!"
"A-aku lakukan itu demi mama, demi membayar semua hutang mama kepada Madam!" jelasnya membuat Laras sedikit syok.
"T-tapi sekarang karir aku hancur karena itu! Mama adalah penyebabnya!" lanjutnya dengan suara yang parau.
Masih dilanda kaget yang tiba-tiba membuat Laras tak mampu berkata. Anak gadisnya adalah penyelamat bagi dirinya, tapi tidak pernah terpikir bahwa Gabi akan melakukan hal itu guna membebaskannya dari segala masalah ekonomi yang mereka hadapi. Gabi seperti menjual diri kepada Raden.
"Mama tau ... aku menerima tawaran Raden karena mama! Aku meninggalkan orang yang aku sayang karena mama!" air mata Gabi mengering seiring dengan terkurasnya energi yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA GEMA
أدب الهواة"Gema, aku menyukai suaramu, aku menyukai segala hal yang kamu ucapkan, aku menyukai merdu nada yang terdengar dari mulutmu, aku menyukaimu, Gema." Gema tersenyum simpul dengan sorot mata yang amat berbahagia. "Jadi, teruslah mendengarkan suaraku, t...