;- jangan pernah menghilang, lagi. Kamu bukan hantu -;_____
"Oit, Gem!" Nizar menyapa Gema yang terlihat berjalan kearahnya dengan wajah tertekuk sempurna.
Kira-kira ini adalah hari ke empat Kinar sama sekali tidak bisa dihubungi, bahkan rumahnya selalu tertutup dan kata pak satpam tidak menerima tamu untuk Kinar sama sekali. Akses Gema bertemu gadis itu benar-benar terblokir.
"Lesu amat udah kayak sayur sawi seminggu didalem kulkas," celetuk Dino dengan pakaiannya yang rapi.
Tak ingin menanggapi lelucon di suasana hati yang buruk, Gema justru melempar pertanyaan untuk pemuda itu. "Rapi amat udah kayak mau rapat anggota dewan, mau kemana?"
"Pasar loak, cari barang bekas," jawab Dino asal.
"Ohhh ...."
"Ah oh ah oh aja tuh mulut, mau interview gue, do'ain ya, biar cepet jadi pegawai kantoran, cumlaude nih yakali nganggur mulu," katanya dengan sedikit membanggakan diri akibat gelar cumlaude yang dia sandang.
"Cumlaude juga gak menjamin bisa jadi pegawai kantoran, yang bisa menjamin lo dapet kerja enak tuh ya jadi anak bos," celetuk Cendi.
Dino mendengus. "Anak bos mah elo, gue mah anak y-atem."
"Dark banget, sialan! Masih pagi nih," sahut Nizar mengakhiri obrolan tidak bermutu di pagi ini. "Muka lo kenapa, Gem? Sepet amat."
"Kinar, gak ada kabar empat hari, padahal kita baru jadian."
"JADIAN!?" tanya ketiga temannya bersamaan, mereka bertiga saling pandang dengan menggidikan bahunya.
"Kapan jadiannya?" tanya Nizar.
"Kok lo gak bilang kalo jadian?" tanya Dino.
"Perasaan lo gak siapin apa-apa buat nembak Kinar. Jangan halu, Gem," cerah Cendi.
Sedang Gema kini memegang kepalanya, sedikit menjambak rambut melihat tingkah ketiga temannya.
"Satu-satu anjir tanyanya, gue bukan robot google!"
"Ya lo dateng-dateng bawa kabar heboh," kata Nizar dengan menyalakan rokok. Perlu digaris bawahi bahwa rokok adalah sesuatu yang harus ada diantara mereka.
"Zar, jangan ngerokok! Baju gue ntar bau rokok!" teriak Dino dengan menghalangi asap rokok dari Nizar.
Nizar berbalik arah membelakangi Dino. "Repot bener nih orang."
"Gue udah pacaran sama Kinar beberapa hari yang lalu," ucap Gema memecah keributan diantara keempatnya.
"Terus anaknya dimana sekarang?" tanya Cendi membuka suara.
Gema mendengus mendengarnya. "Kalo gue tau, muka gue gak bakal lecek begini."
Cendi, Dino, dan Nizar hanya saling pandang tak paham masalah apa yang tengah Gema hadapi yang jelas ini bukan sesuatu hal baik.
"Udah datengin rumahnya?"
"Udah."
"Udah di telepon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA GEMA
Fiksi Penggemar"Gema, aku menyukai suaramu, aku menyukai segala hal yang kamu ucapkan, aku menyukai merdu nada yang terdengar dari mulutmu, aku menyukaimu, Gema." Gema tersenyum simpul dengan sorot mata yang amat berbahagia. "Jadi, teruslah mendengarkan suaraku, t...