"Gema, aku menyukai suaramu, aku menyukai segala hal yang kamu ucapkan, aku menyukai merdu nada yang terdengar dari mulutmu, aku menyukaimu, Gema."
Gema tersenyum simpul dengan sorot mata yang amat berbahagia. "Jadi, teruslah mendengarkan suaraku, t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
;- tentang Reyhan dan Kinar -;
_____
Ramaikan di setiap paragrafnya bestiee!! ❤ Tandai juga jika ada typo dan kesalahan dalam penulisan.
_____
"Tadi adik beliin kakak bola," ucapnya dengan mengeluarkan bola kecil berwarna hijau dan memberikannya kepada Reyhan.
"Wah bola ... Rey-han mau main bola ... ayo main bola ... bola," Reyhan kembali bersorak sorai menerima pemberian sang adik, di lemparkannya bola tersebut keatas lalu ia tangkap. Dia berlarian kecil menendang bola tersebut dengan hati-hati, mengambilnya ketika mengelinding jauh.
Kini Kinar dan Gema saling duduk berdampingan di sebuah taman kota, menatap dengan bahagia Reyhan yang tengah sibuk dengan mainan barunya, senyum tercetak jelas di wajah Reyhan. Tentang bagaimana pemuda itu melompat dan bertepuk tangan kegirangan karena berhasil menangkap bolanya, tentang bagaimana tingkah pemuda itu ketika harus mengejar bola, rasanya sangat membahagiakan bagi Kinar.
"Kakak suka main bola," ucapan tiba-tiba dari Kinar membuat Gema menghentikan aktivitasnya sejenak kemudian menoleh menatap gadis yang sedari tadi hanya menatap lurus ke arah depan.
"Maafin kakak ku ya, dia emosinya gak stabil," kali ini gadis itu menatap kearah Gema.
Gema hanya menyunggingkan senyum tipis mendengarnya. "Santai aja, gue tau kok."
"Kak! Hati-hati jangan lari-lari nanti jatuh!" teriaknya sembari melambaikan tangan. Hal itu hanya dibalas lambaian tangan oleh Reyhan yang masih sibuk dengan aktivitasnya.
"Aku juga makasih tadi kamu udah mau bantuin Kak Reyhan." Kinar kembali menatap Gema yang sedari tadi tidak memalingkan pandangannya. Terbesit rasa kagum yang luar biasa didalam benaknya. Tentang bagaimana gadis ini bersikap sangat lembut bahkan kepada orang lain. Andai Gabi juga memiliki perilaku yang seperti ini.
"Gue cuman kebetulan lewat dan lihat bocah-bocah puber pada godain orang berkebutuhan khusus. Gue gak tau kalo dia kakak lo, Cha," tuturnya menjelaskan.
"Cha?"
"Oh sorry kita belum kenalan, nama gue Gema," sembari mengulurkan tangannya Gema tersenyum amat manis.
"Kinar, Kak Reyhan suka panggil aku Kiki," dengan menerima ukuran tangan itu Kinar tersenyum sangat manis, gula bahkan kalah jauh.
"Oh jadi yang dimaksud Kiki itu lo? Gue diamuk karena dikira gue culik lo," disertai tawa kecil diakhir kalimat Gema kembali menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi.