bagian 23

93 34 119
                                    

;- hidup itu perihal menjalini apa yang kita pilih -;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

;- hidup itu perihal menjalini apa yang kita pilih -;

_____

"Inget, lo Kinar, jangan aneh biar temen-temen gue gak curiga." Gema menatap Jesslyn dengan seksama setelah turun dari motornya. Kini mereka berdua baru saja sampai pada coffee shop milik Nizar.

Jesslyn memutar bola matanya malas, baginya tanpa disuruh pun dia akan berlagak seperti Kinar, dia akan memulai aktingnya untuk menjadi diri Kinar, karena hal ini bukan kali pertama Jesslyn menggantikan raga gadis itu.

"Bawel banget astaga! Iya-iya gue tau!"

Setelah mendengar jawaban Jesslyn, Gema hanya melengos dan segera berjalan menjauh meninggalkan gadis yang masih berdiri di samping sepeda motor yang telah terparkir rapi disana, Jesslyn memutar kaca spion motor Gema agar kini menampakkan wajahnya.

"Tadi siapa namanya? Nazar, Dinosaurus, Kendi, apa ya? Anjir lupa banget!" Jesslyn menjambak pelan rambutnya sendiri dengan wajah yang cukup frustasi mengingat nama teman-teman Gema. Padahal sepanjang jalan Gema selalu menyebutkan nama-nama temannya.

"Ngapain masih disana oneng! Ayo cepet!" teriak Gema yang kini jaraknya sudah cukup jauh dari dia.

"Bawel banget nih orang!" Jesslyn bergumam dengan merapikan rambutnya, tatapan tajam dia lontarkan pada Gema yang tengah melambaikan tangan kirinya ke udara.

Dengan berlari kecil gadis itu menghampiri Gema. "Sekali lagi bawel gue sumpel mulut lo pake ini." Tangan Jesslyn menunjukkan beberapa gumpalan tisu yang ada disaku jaketnya.

Gema tak lagi menyahuti yang gadis itu ucapkan dia hanya terus berjalan beriringan dengan Jesslyn yang berusaha menyamakan langkahnya dengan terus mencoba mengingat siapa saja nama teman Gema yang akan dia temui. Dalam hati Jesslyn merutuki kebodohannya yang mengiyakan ajakan Gema untuk ikut bersamanya.

"Woi wassap bro, baru nonggol aja di tungguin dari tadi." Cendi mengangkat tangannya tinggi guna memberi salam penyambutan seperti yang biasa mereka lakukan.

"Biasa ada problem dikit," jawab Gema. "Dino mana? Gak kesini?" tanya Gema sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Ada di ruangan Nizar," jawab Cendi dengan melanjutkan aktivitas ngegame nya.

Sedang Jesslyn yang merasa kikuk berjalan lambat di belakang Gema dengan memandang sekitar, tempat ini asing dan seperti tidak nyaman.

"Lo sama Kinar?" Cendi bertanya penuh semangat dengan mata berbinar dia menyambut kedatangan gadis bersurai hitam legan tersebut, tangannya dengan lincah bertengger diatas pundak gadis yang dia anggap Kinar.

SUARA GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang