;- antara hak dan kewajiban, mengapa tidak bisa sejalan? -;
_____
⚠️TW/ Mental issue
_____Plakk!
Langkah Gema terhenti di penghujung lorong setelah mendengar sebuah suara tamparan yang cukup keras memenuhi indra pendengarnya.
"Kamu ini bodoh!? Gimana bisa kamu biarkan kakak mu dihajar orang seperti itu!?" ucap seorang wanita paruh baya yang berteriak dengan frustasi.
Gema menyenderkan tubuhnya pada dinding rumah sakit. Rasanya ia seakan ingin mendengar percakapan itu lebih lama lagi.
"M-maafkan Kinar mama, tadi Kinar tadi lagi bel—"
Plakkk!
"Alasan aja terus!"
Lagi-lagi tamparan itu terdengar.
"Kakak mu itu gak bisa di tinggal sendiri, bodoh! Kenapa tidak kamu ajak!?"
"Ma, sudah ma kasihan Kinar."
Terdengar wanita yang Kinar sebut dengan panggilan mama itu mendengus kesal, tangannya terkepal kuat, emosinya membabi buta mendengar kabar anak tersayangnya dilarikan ke rumah sakit.
"Kasihan mana sama Reyhan, Pa?" tanyanya histeris.
"Anakku didalam sana sedang berjuang menahan sakit, sedangkan dia ...," kata-katanya terhenti sembari menunjuk Kinar tepat di wajahnya.
"... Dia tidak melindunginya sama sekali!" Dengan suara yang bergetar dia menyelesaikan kalimatnya.
Tangan wanita itu kembali terangkat, membuat Kinar terpejam, dia tau bahwa satu tamparan keras akan berakhir pada pipinya, lagi, untuk ketiga kalinya. Namun, tamparan yang dia tunggu tidak kunjung mendarat. Satu detik, dua detik, tiga detik, Kinar tak merasakan apapun.
"Maaf, tapi sebaiknya anda tidak melakukan kekerasan seperti ini." Sebuah suara menginterupsi ketiga manusia yang tengah bergulat dengan dirinya sendiri itu. Mata Kinar terbuka sempurna menatap tak percaya pada Gema yang tengah berdiri di samping gadis itu. Menghalau tangan si wanita tua agar tidak lagi melukai wajah anak gadisnya.
"G-gema," ucap Kinar lirih namun mampu Gema dengar. Pemuda itu menolehkan kepala menatap Kinar sembari tersenyum tipis dan mengangguk pelan.
"Siapa kamu!?"
"Saya teman Kinar tante, maaf kalo saya lancang. Disini saya hanya mau meluruskan, bahwa tidak sepenuhnya salah Kinar." Gema melepas tangan ibu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA GEMA
Fanfic"Gema, aku menyukai suaramu, aku menyukai segala hal yang kamu ucapkan, aku menyukai merdu nada yang terdengar dari mulutmu, aku menyukaimu, Gema." Gema tersenyum simpul dengan sorot mata yang amat berbahagia. "Jadi, teruslah mendengarkan suaraku, t...