bagian 16

171 80 422
                                    

;- tidak berjalan sesuai rencana bukan berarti harus berhenti untuk melangkah -;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

;- tidak berjalan sesuai rencana bukan berarti harus berhenti untuk melangkah -;

_____

Jangan lupa ramaikan setiap paragraf nya yaa!!
_____


Empat pasang mata yang ada disana menatap Gema dengan lekat, tanpa berkedip, tanpa bersuara, rasanya seperti ada benda asing yang menyelinap masuk tanpa permisi. Aneh, canggung, dan tidak nyaman. Hawa rumah yang biasanya selalu menghangat kini berubah tak lagi sama. Sorot mata Linda begitu tajam menatap Gema dan Kinar bergantian seakan memberi pertanyaan yang tak mampu mereka jawab.

"Hubungan kalian apa?"

Di tengah meja makan berbentuk kotak dengan tersaji berbagai macam hidangan, wanita paruh baya itu menanti jawaban yang akan dia dengar dari anak gadis dan teman lelakinya.

"Teman aja ma."

"Teman aja kok, tan."

Jawab keduanya bersamaan, tak lama mereka kemudian saling pandang dan menggidikan bahunya bingung, apalagi Gema juga menambah dengan menaikan sebelah alisnya.

"Teman apa teman?" tanya Tama dengan nada menggoda.

"Kalian gak pacaran kan?"

"Enggak kok tan, belum," jawab Gema dengan senyum tipis dan lirikan mata mengarah pada Kinar.

"Jangan dulu pacaran, Kinar belum lulus kuliah, kamu juga masih kuliah kan?"

Gema mengangguk membenarkan. "Iya, saya satu angkatan sama Kinar, tan."

Dengan raut wajah tegasnya wanita itu menyendokan lauk kedalam piring Reyhan dan suaminya, Tama. "Bagus, Kinar ingat pesan mama, kamu harus menjaga kakakmu, jadi jangan pacaran dulu."

"Ma—"

"Udah diem pa, memang benar kok anak jaman sekarang kalo pacaran suka kelewat batas."

Selepas kalimat itu terucap tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Semua terasa menyesakkan bahkan Kinar kini merasa sedikit sulit bernapas, gadis itu sering kali mengalami gangguan kepanikan setiap berhadapan dengan sang mama entah mengapa. Sedang Linda oknum yang menyebabkan panic attack Kinar kambuh justru dengan santainya melahap apa yang ada didalam piringnya. Begitupun dengan Reyhan dan Tama.

"Kinar gak apa-apa?" tanya Gema setengah berbisik kepada gadis yang duduk disebelahnya. "Nih, minum dulu." Dia menyodorkan segelas air putih kedekat Kinar.

Kinar menggeleng pelan. "Gak apa-apa," jawabnya dengan tersenyum. Lebih tepatnya berusaha tersenyum.

Gema hanya menghela napas pelan mendengar apa yang terucap dari mulut gadis itu. Suasana makan ini menjadi hening tak ada percakapan layaknya keluarga pada umumnya. Bagi Gema yang baru pertama kali menginjakkan kakinya disini. Ini terasa asing, semua yang ada disini terasa aneh dan tidak nyaman.

SUARA GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang